Rumi, seorang sufi pernah berkata :
"biarkan tubuh lapar, namun beri makan jiwa"
Tapi bagaimanapun, tubuh dan jiwa manusia adalah dua entitas yang tak dapat dipisahkan. Jiwa spiritual manusia merupakan sumber dari apa-apa yang kita perbuat, sementara apa yang kita perbuat, termasuk apa yang kita konsumsi akan berpengaruh banyak terhadap kondisi jiwa kita.
Setahun sekali, setiap umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa, menahan lapar, haus dan nafsu. Banyak orang berpendapat bahwa di akhir Ramadan, biasanya berat badan akan turun dengan sendirinya, sebab selama sebulan penuh, waktu makan dibatasi.
Hanya saja, bagi kebanyakan orang, ternyata niat menurunkan berat badan hanyalah tinggal niat. Tanpa memperhatikan pola makan yang sehat, walaupun tubuh sudah dilatih untuk tidak mengasup makanan di siang hari, faktanya turun berat badan saat Ramadan hanya tinggal mitos saja.
Paling tidak, ada 7 alasan yang menyebabkan penurunan berat badan hanya sebatas mitos. Alasan-alasan tersebut antara lain:
1. Terlalu Banyak Makan Makanan yang Mengandung Gula
Kelebihan gula merupakan alasan utama penyebab obesitas, diabetes, dan berbagai komplikasi kesehatan lainnya. Gula menjadi musuh utama siapapun ketika sedang ingin menurunkan berat badan, termasuk di kala berpuasa.
Coba perhatikan lagi apa yang kita makan dari mulai berbuka puasa hingga sahur. Berapa banyak makanan manis yang masuk ke dalam tubuh?
Ingatlah bahwa kapanpun manusia mengonsumsi gula, tubuh akan memproduksi hormon insulin. Hormon inilah yang bertanggung jawab untuk menyimpan lemak dalam tubuh. Kadar insulin dalam tubuh manusia berbanding lurus dengan karbohidrat yang dikonsumsi manusia.
Jika memang Anda bersungguh-sungguh berniat untuk menurunkan berat badan, batasi konsumsi takjil manis selama berbuka.
2. Terlalu Banyak Minum Minuman yang Mengandung Gula
Oke, oke, saya sadar betul tentang gula sudah dibahas di poin pertama. Namun, perlu juga untuk diingat bahwa gula dalam bentuk cair yang diminum ternyata bisa jadi penjahat utama yang menyebabkan turun berat badan ketika Ramadan hanya tinggal mitos.
Tak seperti makanan yang mengandung gula dalam bentuk padatan, gula yang berbentuk cair lebih mudah diserap dalam aliran darah, sehingga kadar gula darah pun jauh lebih cepat meningkat dibandingkan jika manusia mengonsumsi makanan padat yang mengandung gula.
Perhatikan pula, bahwa tak semua minuman yang terlihat sehat, betul-betul sehat. Jus buah yang terlihat tak berbahaya juga bisa menjadi penyebab berat badan melonjak jika diproses dengan gula yang tak terkontrol. Hati-hati saat merasa minuman Anda terlalu manis. Untuk amannya, perbanyak konsumsi air putih yang lebih baik untuk tubuh.
3. Mengonsumsi Banyak Makanan yang Bisa Berubah Menjadi Gula
Tak hanya semua makanan yang manis yang cukup berbahaya untuk berat badan. Beberapa makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari oleh manusia juga berpotensi meningkatkan berat badan saat berpuasa, yakni makanan yang mengandung karbohidrat.
Memang betul bahwa karbohidrat adalah salah satu kebutuhan tubuh, namun karbohidrat sendiri sebetulnya terbentuk dari komponen-komponen gula, sehingga di dalam organ pencernaan akan dipecah menjadi gula yang kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh.
4. Kekurangan Bahan Asupan Probiotikk
Hipporates pernah berujar sekitar 2000 tahun yang lalu, bahwa "semua penyakit dimulai dari dalam usus." Artinya, jika usus sehat, maka seluruh tubuh juga bisa sehat dengan berat badan ideal.
Di dalam usus manusia, terdapat triliunan mikroba yang membantu mencerna makanan, dan memerangi berbagai macam bakteri berbahaya, jamur, dan virus. Mikroba dalam usus ini juga berpengaruh besar terhadap kondisi berat badan seseorang.
Oleh karena itu, selama berpuasa upayakan untuk mengonsumsi makanan probiotik seperti yogurt dan kefir untuk tetap menjaga kesehatan organ pencernaan sehingga berat badan tetap ideal.
5. Masih Berpikir Bahwa Lemak Adalah Satu-Satunya Penyebab
Dibandingkan dengan lemak, gula akan lebih cepat meningkatkan berat badan seseorang. Lebih-lebih, tak semua lemak 'jahat' di dalam tubuh manusia. Terdapat lemak tak jenuh yang justru dibutuhkan tubuh dan bisa diambil dari makanan sehat seperti alpukat dan minyak kelapa.
6. Tidak Cukup Bergerak
Alih-alih dilarang, manusia justru dianjurkan untuk tetap banyak bergerak selama berpuasa. Apabila berpuasa hanya dilewati dengan tidur seharian, tentu turun berat badan juga hanya akan menjadi mitos.
Iya, betul bahwa ketika berpuasa tubuh mungkin terlalu lemas untuk berolahraga berat di gym atau melakukan olahraga kardio. Namun, Anda tentu masih bisa melakukan olahraga ringan lainnya, sesederhana lebih banyak berjalan, atau mengalokasikan beberapa menit sebelum adzan Maghrib untuk mengolah raga.
Ingin lebih serius menurunkan berat badan? Anda bisa menjajal jenis olahraga yang sudah terbukti cepat menurunkan berat badan, seperti push-up, squat, pull up, dan plank. Ukur kemampuan pribadi Anda, dan lakukan secara rutin setiap hari demi berat badan yang ideal nan sehat selama Ramadan.
7. Berat Badan Meningkat Karena Stress
Kondisi pikiran yang stress ternyata juga dapat menjadikan turun berat badan hanya mitos sepanjang Ramadan. Selain penting untuk menjaga asupan makanan, penting pula untuk memfilter asupan pikiran agar stress tak menghantui.
Keadaan stress dapat memicu diproduksinya hormon kortisol dalam tubuh, yang 'memerintahkan' tubuh untuk mengasup lebih banyak sumber energi dar makanan, padahal seharusnya kalori yang dibutuhkan tubuh masih tersedia. Selama stress berlangsung, selama itu juga tubuh akan terus memompa produksi kortisol.
Demikianlah alasan-alasan mengapa lebih sering berat badan bukan berkurang, melainkan malah bertambah selama keberjalanan Ramadan. Agar tak hanya menjadi mitos, turun berat badan memang mesti diperjuangkan. Berpuasa bukan alasan untuk kalap makan tak terkontrol di malam hari. Lebih penting lagi, adalah jiwa yang perlu lebih banyak diberi makan selama bulan suci ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H