"Pasar bisa diciptakan" --Efek Rumah Kaca
Betul adanya memang penggalan lirik yang sekaligus menjadi judul lagu Efek Rumah Kaca tersebut. Di Indonesia, pasar memang begitu mudah diciptakan. Saya yang hidup di Jakarta cukup terbiasa dengan keberadaan pasar kaget atau pasar dadakan (yang selalu menyenangkan untuk dikunjungi).
Di dekat rumah saya sendiri, di daerah Jakarta Timur yang mepet Bekasi, paling tidak setiap hari mulai pukul 06.00 selalu ada pasar pagi dadakan yang menjual berbagai macam bahan masakan hingga pakaian. Pasar ini unik, sebab letaknya di perumahan. Jika sudah mulai siang, pasar akan bubar dan tak akan terlihat jejak-jejak bahwa beberapa jam yang lalu di tempat itu ada pasar.
Ada lagi pasar malam dadakan yang lebih jarang frekuensinya, dua kali dalam sebulan. Ada lebih banyak pakaian, sepatu dan makanan siap santap yang dijual di pasar malam.
Begitu datang Ramadhan, bertambah satu lagi pasar dadakan yang tercipta, yakni pasar dadakan menjelang berbuka puasa. Yang dijual sudah tentu berbagai macam takjil dan masakan siap makan. Surga untuk saya yang terkadang malas masak.
Untuk saya sendiri, mengamati kegiatan jual-beli di pasar cukup menyenangkan, sekaligus saya juga membeli beberapa kebutuhan saya. Jika Anda jarang pergi ke pasar dadakan, ada baiknya sesekali mencoba sensasinya, sebab ada 7 alasan untuk tak melewatkan pasar dadakan saat Ramadhan, seperti:
1. Menemukan Menu Takjil yang Bervariasi
Pasar dadakan biasanya tak terlalu ramai seperti pasar di pagi hari. Kebiasaan saya saat datang ke pasar dadakan di saat Ramadhan adalah mencari takjil yang unik dan berbeda dari hari kemarin.
Saya juga suka bubur sumsum yang ditambahkan mutiara dan ketan hitam. Entah di tempat lain ada atau tidak, tapi dari tahun ke tahun saya selalu suka bubur sumsum disini. Jarang ada pedagang yang berinovasi menambahkan ketan dan mutiara untuk bubur sumsum.
Tentu saja dibandingkan bakery atau toko kue, berbagai macam takjil yang dijual di pasar dadakan Ramadhan ini harganya sangat miring.
Terkadang saya juga agak heran apakah pedagang di pasar dadakan ini bisa mendapatkan keuntungan dari omsetnya. Namun mungkin karena semua barang dijual murah, setiap menjelang maghrib semua jenis takjil biasanya mulai habis. Makanya saya kurang suka juga datang mepet magrib. Jam 5 sudah paling ideal untuk berbelanja tanpa berdesakan dan masih banyak pilihan.
Harga yang miring ini tentu amat menggoda kantong, dan jika tak ingat sudah berbelanja banyak, kita bisa saja kalap.
3. Lengkap dan Serba Ada
Selain berbagai macam takjil dan cemilan menarik, salah satu barang dagangan yang populer dijual di pasar dadakan Ramadhan adalah berbagai jenis masakan yang siap santap, dari mulai sayuran hingga lauk pauk. Anugerah tersendiri bagi saya yang kadang-kadang lebih suka membeli daripada memasak.
Hidangan yang paling populer adalah pepes. Bahkan jika Anda perhatikan foto sebelumnya, ibu yang berjualan takjil juga bisa ikut berjualan pepes hasil kreasinya sendiri.
Berbuka puasa jadi memiliki banyak pilihan sambil berjalan menyusuri pasar dadakan. Anda mau sayur tumisan? Ada yang jual. Pecel sayur? Ada di sebelah. Gulai? Ada. Kuncinya hanya satu, datang lebih awal agar tidak keburu kehabisan.
4. Bisa Ikut BerjualanÂ
Karena ini pasar dadakan, maka siapa saja bebas berjualan, asalkan menjaga kebersihan tempat tanpa meninggalkan sampah setelahnya. Pantau juga apakah Anda memang perlu membayar sejumlah "uang keamanan", dan pastikan berjualan di tempat yang belum dipakai orang sebelumnya.
Kebutuhan di bulan Ramadhan tentunya meningkat di banding hari-hari biasa. Bagi Anda yang ingin mendapatkan tambahan rezeki selama Ramadhan, tentu berjualan di pasar dadakan bisa menjadi salah satu solusinya.
5. Merayakan Keramaian Ramadhan
Ramadhn betul-betul terasa atmosfernya ketika datang ke pasar dadakan. Di hari biasa, jarang sekali para karyawan kantoran bisa pulang di sore hari sebelum gelap. Namun ketika datang Ramadhan, biasanya perusahaan akan memberikan kelowongan jam pulang kantor yang lebih cepat, sehingga pasar dadakan yang diadakan sore hari ini juga ramai oleh para karyawan.
Di Jakarta sendiri, beberapa titik yang menjadi spot favorit pasar takjil dadakan yang kerap dikunjungi para eksekutif muda antara lain ada Pasar Bendungan Hilir, depan Masjid Sunda Kelapa, Jalan Kramat Raya Senen, dan Jalan Panjang Kebon Jeruk.
6. Sarana Berbagi Rezeki dengan yang Membutuhkan
Mendatangi pasar dadakan dibanding ngabuburit ke mall juga bisa berarti berbagi rezeki dengan para pedagang kecil. Apalagi di bulan Ramadhan ini segala kebaikan dibalas berlipat ganda.
Maka jika sesekali mampir ke pasar dadakan yang harganya miring namun kualitas bisa diadu ini, cobalah membeli lebih takjil dan membagikannya pada orang-orang yang membutuhkan, yang bisa jadi tetangga Anda sendiri.
7. Mencoba Hal-Hal Baru
Biasanya, jalanan di pasar dadakan akan padat dengan tumpah ruah pengunjung. Akan lebih baik meninggalkan kendaraan Anda di suatu tempat yang agak jauh dari pasar, sehingga Anda tidak terjebak kemacetan pasar nantinya.
Di pasar dekat rumah saya sendiri, ada kendaraan umum yang unik, dan rasanya belum ada di banyak tempat. Kendaraan tersebut disebut dengan 'kredong', singkatan dari kereta odong-odong.
Seringkali, di pasar dadakan juga ada saja penjual yang berjualan barang-barang unik atau bahkan barang antik. Jika jeli memilih, Anda mungkin bisa mendapatkan barang yang sulit dicari.
Pasar dadakan memang terkadang membuat jalan menjadi sedikit lebih macet. Namun di balik itu semua, ada berbagai alasan mengapa orang-orang tetap suka mendatanginya dan berbelanja berbagai macam hal. Sebab pasar memang bisa diciptakan. Selama ada peradaban, akan selalu ada orang yang tertarik membeli saat ada yang menjual.
Kalau Anda, sudah mencoba datang ke pasar dadakan mana saja?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H