Astaghfirullahaladzim.
Karena panik tadi, saya membuang bungkus mie instan sekaligus dengan bumbunya di tong sampah.
Tebak apa yang saya lakukan.
Iya.
Iya.
Iya.
Saya ambil lagi bumbu mie instan tersebut. Saya pikir, plastik bumbu cukup bisa mengamankan bumbu dari berbagai macam bakteri. Saya cuci terlebih dahulu sebelum digunting dan dituangkan bumbunya ke atas mie.
Lima menit sebelum adzan. Saya makan tanpa berpikir dan berusaha amnesia, melupakan segala kejadian panik hari itu.
Kalau diingat-ingat lagi, masa-masa kuliah memang masa yang penuh kepanikan dan kemrisan seperti cerita di atas. Namun seperti kata Pandji Pragiwaksono dalam sebuah standupnya, ada sebuah rumus untuk komedi, yakni :
Tragedi + Jangka Waktu = Komedi
Jadi, apapun tragedinya di masa lalu, kalau sudah berlalu sekian tahun, kita sebetulnya bisa mengolahnya menjadi komedi. Setelah semua yang miris dan menyakitkan sudah tidak terasa lagi. Seperti melihat mantan yang menikah lebih dulu misalnya. Ah, percayalah, semua akan baik-bak saja pada waktunya nanti.Â