Alih-alih bertanya tentang hal-hal yang mungkin bisa menyakiti hati, cobalah untuk lebih peka dan berpikir tiga-empat kali sebelum bertanya suatu hal. Anda tentu tidak ingin hubungan keluarga rusak karena lidah yang memang tak bertulang.
Bertanyalah karena memang Anda peduli, bukan karena sekedar kepo dan ingin tahu. Lebih peka juga terhadap kondisi kerabat Anda. Jika ia terlihat tidak begitu merespon pertanyaan Anda, artinya ia memang tidak ingin bercerita tentang hal-hal yang Anda tanyakan.
Kepada kerabat yang duduk di bangku kuliah, daripada menanyakan kapan skripsinya selesai, coba tanya ia apa yang paling menarik dipelajari di jurusannya berkuliah, bagaimana pengalaman kerja praktek/magangnya, atau hal-hal lainnya yang akan menambah wawasan Anda.
Untuk sepupu yang baru lulus kuliah, daripada bertanya "kapan nikah?", Anda bisa menggantinya dengan bertanya apa rencananya ke depan. Tak semua orang yang baru lulus kuliah berencana langsung membangun rumah tangga.
Dengan saudara yang baru menikah, jika ia tidak bercerita duluan, sebaiknya juga hindari untuk bertanya "kapan punya momongan?", apalagi sampai menasihatinya bermacam-macam, sebab kita tidak tahu perjuangannya dan harapannya untuk segera memiliki. Pertanyaan bisa diganti dengan pertanyaan yang lebih netral seperti bagaimana rasanya menikah, atau memintanya bercerita tentang pasangan sendiri.
Demikianlah beberapa kiat agar berbuka puasa bersama kerabat menjadi lebih menyenangkan dengan suasana yang lebih positif. Jadi, sudah mengabari keluarga akan berbuka bersama tanggal berapa Ramadan ini?