Mohon tunggu...
Diqi ahsanul Fiqri
Diqi ahsanul Fiqri Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tukang Ukir di Jepara Mulai Langka

29 Juli 2022   19:06 Diperbarui: 29 Juli 2022   19:10 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TAHUNAN, Kompasiana.com - Pengrajin mebel dan furnitur di Kabupaten Jepara menyayangkan turunnya Jumlah tukang ukir di Daerahnya. Hal tersebut berakibat pada Pembuatan furnitur cukup menurun.

Salah satu Pemilik usaha mebel jepara Sumadi mengatakan regenerasi tukang ukir dijepara sangat lamban berbeda dengan dulu sebelum ada pabrik garment berdiri  Tukang ukir saat ini relatif sudah berusia di atas kepala empat dan didominasi laki laki saja padahal dulu wanita juga jadi tukang ukir

Sementara generasi Penerus Merasa enggan Belajar  mengukir. Para  pemuda Jepara lebih memilih bekerja di perusahaan ketimbang terjun untuk menjadi tukang ukir . Banyak Lulusan Sekolah khususnya SMA sederajat  jarang yang terjun lagi sebagai pekerja ukir. Sekarang ini mencari tukang ukir Cukup Sulit ," kata Sumadi, Sabtu  (5/06/2021).

Perusahaan garment mulai merambah wilayah Jepara dan Mereka menyedot ribuan tenaga kerja. Lulusan SMA Sederajat banyak Yang melamar di Perusahaan tersebut sehingga Kini  dunia ukir mulai ditinggalkan.

Tenaga ukir di Jepara Sekarang ini tinggal Sedikit. Jika dulu satu pengusaha mebel mempunyai belasan tukang ukir, kini tingga separuhnya.

"Pekerja ini tinggal sebagian. Dan mungkin salah satu ciri khas kota Jepara lama lama bisa pudar bila seni ukir tidak dilestarikan," katanya.

Oleh sebab itu, pihaknya mendorong pemerintah melakukan Modernisasi dalam ukir. Kekurangan tenaga kerja disiasati dengan pemanfaatan teknologi. "Jepara harus efisien, tenaga manusia dikurangi contohnya dengan mesin. Itu bisa karena pasarnya masih sama. Saat ini yang hidup adalah perajin terpilih," tambahnya.

Selain itu, Sumadi juga berharap pemerintah daerah untuk melestarikan  furnitur ini dengan mendorong generasi milenial supaya mau menekuni .

Seperti untuk bisa ukir diajarkan di sekolah, ada muatan lokal. Bukan pilihan, tapi harus dipaksa. Lulus SMP atau SMA harus bisa ukir karena dasar-dasarnya ukirnya sudah dipunyai," paparnya.

Sementara itu, Pemilik mebel mengakui sulitnya mencari tukang ukir diwilayah Tahunan dan sekitar yang Merupakan  ukiran di Jepara .sekarang ini rata rata  usaha ukir mempunyai tukang berusia  Kepala 4 lebih. Pihaknya pun menginginkan  pemuda pemuda Jepara untuk diajarkan materi ukir. "Kami coba gandeng mereka, karena kalau mengandalkan lulusan SMA sudah mulai Sulit," katanya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun