Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Dikatakan reseptif karena dengan membaca, seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan serta pengalaman-pengalaman yang sifatnya baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan, memungkinkan seseorang memperdalam pemikiran dan memperluas wawasan serta pandangannya.
Membaca juga merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, kemampuan membaca merupakan keterampilan dasar yang penting dan harus dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena itu, pembelajaran membaca di sekolah khususnya di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting.
Bagaimana pun, melatih anak untuk dapat membaca dan menulis merupakan kegiatan yang sulit dilakukan. Apalagi pada anak-anak usia sekolah dasar yang masih berada dalam usia bermain dan belum memungkinkan untuk menghadapkan mereka pada situasi pembelajaran yang serius.
Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu solusi yang bisa dilakukan ialah dengan mengembangkan metode pembelajaran yang mempertimbangan keefektifan dan segi kemenarikan penyajiannya. Salah satu bentuk upaya pengembangan metode yang diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman di kelas tersebut, ialah melalui metode Reading Aloud.
Reading aloud berasal dari bahasa Inggris yang terdiri atas dua kata, yaitu “read” yang berarti membaca dan “aloud” yang berarti dengan (suara) nyaring. Dengan langkah-langkah penerapan (Herrel dan Jordan, 2004:28-29) sebagai berikut,
- Memilih buku yang sesuai
Teks yang digunakan selama membaca interaktif berasal dari berbagai macam genre. Maksimalkan minat anak dan upayakan agar teks banyak terdapat kosa kata baru. Hal tersebut akan memberikan kesempatan untuk memberikan pengalaman membaca yang kaya akan kejadian yang berbeda.
- Pra membaca dan merencanakan interaksi
Sebelum memulai sesi membaca interaktif, baca terlebih dahulu buku yang telah dipilih. Gunakan catatan kecil untuk menandai tempat berdiskusi, memprediksi, dan menghubungkannya dengan buku-buku lain yang sudah siswa baca atau pengalaman pribadi mereka yang dapat dihubungkan atau memiliki hubungan dengan yang terdapat pada teks bacaan.
- Membaca dan berhenti untuk melakukan interaksi.
Pilihlah waktu untuk melakukan interaksi selama kegiatan membaca berhentilah pada tempat yang logis di antara kegiatan membaca tersebut. Baca teks narasi atau cerita dan diskusikan dengan penuh rasa antusias, gunakan suara dan gerak tubuh, kemudian ulas kembali setiap peristiwa-peristiwa membaca di akhir sesi.
Diskusikan juga prediksi peristiwa yang akan terjadi di kegiatan membaca selanjutnya dan libatkan siswa dengan menghubungkan peristiwa yang terjadi di kegiatan membaca tersebut dengan pengalaman pribadi atau pengalaman literasi mereka. Gunakan perangkat grafis seperti pemetaan cerita atau ilustrasi peristiwa setiap kali membaca untuk membuat siswa lebih tertarik.
- Menilai kemajuan dan pemahaman siswa
Kemampuan siswa untuk memparafrasekan atau menceritakan kembali peristiwa dalam sebuah cerita merupakan indikasi dari pemahaman mereka tentang teks cerita tersebut.