Mohon tunggu...
Dipayana Ekantara
Dipayana Ekantara Mohon Tunggu... -

Setelah tamat dari STAN Jakarta, bekerja di Kementerian Keuangan. Penempatan pertama di Mataram, kemudian Bima, sekarang di Denpasar. Dipa, sudah mulai menulis dan menerjemahkan buku sejak kuliah di Jakarta. sekarang sedang merintis sebuah penerbitan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Science dan Technlogy saja tak cukup:

23 Agustus 2011   09:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak para tokoh dan pemikir kelas dunia seperti para Peraih Nobel, setelah mendalami betul-betul SCIENCE, mendapatkan keinsafan bahwa Science memiliki keterbatasan. Banyak hal yang berada diluar jangkauannya. Richard Ernst, Peraih Nobel dari swiss, pernah mengatakan Science and technology alone cannot solve the problems of the new millennium. We need additional guidelines for our actions, for the selections of our research projects and research goals. These guidelines have to do with ethics, with philosophy, and with faith” yang terjemahannya kurang lebih adalah, Sains dan Teknologi saja tidaklah cukup untuk memecahkan masalah-masalah yang akan kita hadapi pada millennium baru (abad 21) ini. Kita memerlukan tuntunan tambahan dalam setiap tindakan kita, dalam setiap proyek kita dan dalam setiap riset ilmiah kita. Segala tuntunan ini hendaknya berhubungan dengan ethics, filosofis dan iman (spiritualitas)”

Jadi dengan kata lain dalam mengembangkan Sains dan Teknologi perlu sebuah tuntunan etis dari jalan Spirituality, karena tak cukup mengandalkan rational thinking, seperti yang ditambahkan oleh Peraih Nobel jenius ini, “I am convinced that by purely rational thinking, based on the value-free laws of science, we cannot find ultimate solutions and we cannot create a lasting global order that prevents violents conficts.”

Olehkarena itu, sebagai usahan untuk memahami makna (values) yang lebih mendalam hubungan antara Science dan Spirituality, maka UNUD berkerja sama dengan YIBI mengadakan International Seminar on Science and Spirituality, dengan mengambil tema:

“Values of Science And Spiritual in 21st Century

Pada : 3 September 2011

Gedung FK UNUD Jalan PB SUDIRMAN, Denpasar,

Dengananeka TOPIK menarik:

Titik Temu antara Science dan Spirituality

Makna dan Misteri kehidupan Manusia

Misteri Ruang dan Waktu

Misteri Kesadaran (Conciousness)

Meditasi dan Penyembuhan

Relevansi Bhagavad gita dalam pengobatan modern

Medhicotheology

God and Science

Banyak Hal yang akan dijawab dalam seminar ini dengan menggunakan pendekatan gabungan (Synthesis) Science and Spirituality:

Apa itu “Waktu” ?

Apakah Time Travel itu mungkin?

Bisakah kita kembali ke masa lalu?

Apa itu “Kesadaran” ?

Cukupkah hanya dengan Science (misal: Fisika Kuantum) untuk menguak misteri “Kesadaran”?

Adakah Hubungan Meditasi dgn Penyembuhan?

Apa Kaitan Doa, Spirituality dengan Kesehatan?

Adakah Landasan Ilmiah untuk mengakui keberadaan Tuhan ?

Bisakah Ajaran Spiritual disajikan dengan Bahasa Ilmiah?

Tunggu apa lagi makanya buruan daftar:

Investasi Cuma Rp 150.000

Pelajar dan Mahasiswa (diskon 50 %)

Tiket dapat dibeli di Gramedia Denpasar

Atau hubungi:


Suastawa : 08980717379

Gung De: 081916101691

made_wardhana@yahoo.com

dvibhuja.bsds@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun