Mengadopsi konsep active citizen yaitu sebuah konsep warga negara yang tetap aktif dalam proses pemerintahan dan pembangunan baik pada Pra, Proses serta Pasca Pilkada. Pada pra Pilkada masyarakat membuat rencana untuk dijadikah bahan masukan program kepada kandidat mengenai kebutuhan masyarakat dengan metode partisipatori yang tercermin dalam urun rembug meng-create masalah-masalah yang dihadapinya.
Pada proses Pilkada, Program masyarakat menjadi bargaining position yang akan mempengaruhi suara para calon kandidat kepala daerah. Proses-proses dialogue diciptakan antara masyarakat dan kandidat melalui wadah yang disebut forum konstituen. Masyarakat dan kandidat berdialog dengan konsep masing-masing yang diharapkan rencana masyarakat dapat mempengaruhi rencana jangka pendek, menengah dan panjang pembangunan didaerahnya. Selain itu, proses dialog merupakan ajang untuk “menilai” secara lebih dekat program-program kandidat kepala daerah.
Pasca Pilkada, Masyarakat tetap aktif dalam melakukan kontrol pembangunan atas rencana-rencana daerah yang dahulu pernah didialog-kan kepada masyarakat maupun janji kandidat pada saat kampanye. Masyarakat melalui forum konstituen kembali menjadi kelompok “penagih janji” kepada kepala daerah ketika rencana pada saat kampanye belum jua terealisasi.
Buku ini menyajikan metode-metode dan contoh dari persoalan politik, dinamika politik serta tahapan-tahapan dalam membangun masyarakat sebagai subyek demokrasi/kelompok kekuatan. Maka secara keseluruhan buku ini menjadi rule model demokrasi maupun sebuah buku yang memberikan problem-solving di Indonesia. Lebih tepat buku ini menjadi sebuah pedoman bagi politisi, akademisi, NGO, mahasiswa dan masyarakat yang ingin terlibat dalam kancah perpolitikan daerah.
Kelompok kekuatan di masyarakat menyiratkan bahwa sudah semestinya masyarakat menjadi penentu nasibnya sendiri sehingga Pilkada hanya menjadi entry point yang dampaknya dinikmati oleh masyarakat bukan segelintir orang yang selama ini terjadi. Maka Pilkada bukanlah sebuah tahta yang menghantarkan kepala daerah pada kenikmatan dan kesejahteraan kelompoknya melainkan menjadi tahta bagi masyarakat, sebuah kemenangan bagi semuanya. Tanda tanya dari kalimat Tahta Pilkada Untuk siapa di dalam buku tersebut terungkap dan ruh demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat bukan sebuah slogan yang tanpa makna namun terwujud dalam kehidupan bernegara melalui sistem demokrasi dengan mengadopsi active citizen untuk mengefektifkan pembangunan yang memberikan kesejahteraan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H