"Hasil tangkapan kami memang kadang tak bisa ditakar. Tapi ada namanya Ikan Tawar, memang tak laku kali dijual. Tapi lampungnya (gelembung dalam ikan) itu kalau dijual bisa puluhan juta," kata seorang nelayan, Rahmat.
Saat ditemui, ia bersama istrinya sedang mendorong perahu miliknya ke tepian pantai. Ia mengatakan, saat itu dirinya sedang bersiap untuk menjaring ikan di laut.
"Biasanya malam kami pergi melaut, tapi kadang siang juga," sambungnya.
Menurutnya, selain Ikan Tawar, berbagai ikan lain juga kerap dibawa nelayan di sini pulang. Rahmat mengatakan, dengan dibangunnya tembok penahan tanah di sana, kini kehidupan warga menjadi lebih baik.
Katanya, dulu air laut pasang kerap menjadi momok tersendiri bagi warga sekitar tepian pantai. Air dapat membanjiri tiap rumah warga bahkan membuat seluruh aktivitas lumpuh. "Untung pemerintah cepat meresponnya, kalau tidak entahlah," ujarnya.
Kini, Pantai Mukalimus telah bersolek. Dengan tepian pantai yang telah tertata rapi, pantai ini telah menjadi cerita baru bagi kehidupan warga di sana.
"Ya berharap pemerintah nantinya bisa menambah toilet umum di sini. Karena memang belum ada," ucap seorang wanita, Arlina.
Saat ditemui, Arlina bersama kumpulan ibu-ibu lain sedang asik di sekitar tepian pantai. Sambil mengeluarkan handphone miliknya, Arlina meminta tiap ibu-ibu untuk berswafoto sambil mengeluarkan senyum lebar.
"Ayo foto dulu, mumpung ada abang-abang media," timpalnya setelah dimintai tanggapannya.
Bagi tiap wisatawan, Pantai Mukalimus dapat diakses dengan menggunakan kapal ferry penyeberangan antar pulau.
Pantai ini terletak di Desa Mukalimus, Kelurahan Sawang, Kecamatan Kundur Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri. Tak banyak referensi terkait asal mula nama Mukalimus diberikan.