Tapi, berbeda dengan saya. Di antara 42 siswa, hanya saya yang langsung dinyatakan diterima dan wajib mengikuti training satu pekan setelahnya. Semua itu karena hanya saya-lah satu-satunya dari 42 teman yang mendaftar sebagai sales marketing. Sedangkan lainnya mendaftar sebagai mekanik dan administrasi.
Setelah pulang, berangkat lagi-lah saya ke Jakarta untuk menjalani training. Kemudian saya pun mulai bekerja seperti kebanyakan orang. Menjalani hari-hari baru menjadi seorang pekerja.
Hingga satu tahun lamanya! Ya, genap satu tahun saya resign dari pekerjaan itu dan entah akan melamar di perusahaan mana lagi. Saya keluar karena memang sudah saatnya untuk keluar. Tidak mungkin dapat diteruskan untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Namun, sehari setelahnya, saya mendapatkan informasi di Facebook yang mengatakan bahwa ada beasiswa kuliah S1. Saya amati, ternyata lembaga tersebut merupakan lembaga milik tokoh terkenal di tanah air yang cukup saya kagumi. Maka, tanpa berpikir panjang saya pun mendaftar ke kampus tersebut.
Begini prosesnya; Senin mendaftar, Kamis seleksi, Sabtu mengikuti orientasi akademik dan Senin depannya masuk kuliah. Proses yang menurut saya sangat cepat. Perubahan kehidupan yang sangat drastis, dari seorang pekerja menjadi mahasiswa.
Namun, bukan itu yang saya pikirkan. Tetapi saya teringat perkataan saya satu tahun silam yang mengatakan 'kerja dulu setahun, habis itu kuliah'. Tanpa saya sadari, perkataan saya menjadi kenyataan.
Saya pun tercengang dan bersyukur. Saya pikir, bukan tanpa alasan saya benar-benar bisa kuliah, bahkan dengan beasiswa. Melainkan atas Kebesaran Allah yang mendengar dan mengabulkan doa saya. Doa dalam bentuk ucapan. Alhamdulillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H