Mohon tunggu...
Dios Yuceka
Dios Yuceka Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perubahan Iklim dan Hubungannya dengan Sektor Pertanian

20 Desember 2020   08:05 Diperbarui: 20 Desember 2020   08:26 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, perubahan iklim menjadi salah satu isu utama yang menjadi perhatian dunia. Masalah perubahan iklim juga telah menjadi masalah kebijakan publik terbesar yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Perubahan iklim secara langsung berdampak negatif kepada manusia dan lingkungan sekitarnya. Dapat diambil suatu aspek yang sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim yaitu sektor pertanian, dalam sektor ini iklim menjadi salah satu faktor utama dalam kelancaran dan kefisiensian jalan nya proses pertanian.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hubungan antara perubahan iklim terhadap sektor pertanian, ada baik nya kita ketahui terlebih dahulu apa itu iklim dan apa itu pertanian.

Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat di waktu tertentu. Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel tertentu (seperti temperatur, curah hujan atau angin), pada periode waktu tertentu, yang merentang dari bulanan hingga tahunan atau jutaan tahun. Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan penggunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.

Menurut Mosher pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas yang didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan merangsang pertumbuhan tanaman dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan produksi merupakan bisnis, sehingga pengeluaran dan pendapatan sangat penting artinya.

Dari pengertian diatas dapat ditarik suatu benang merah dimana diantara iklim dan pertanian terdapat hubungan yang sama erat kaitannya. Maka hal ini lah yang akan dikaji dalam tulisan ini.

Judul pada tulisan ini adalah hubungan antara perubahan iklim sektor pertanian, hal ini merujuk pada dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim yang terjadi terhadap sektor pertanian, yang mana diketahui perubahan iklim ini memberikan dampak negatif bagi sektor pertanian. Hubungan ini lah yang membuat terganggu nya keadaan serta proses pada sektor pertanian, karena hubungan yang terjadi ini berupa dampak negatif yang sangat merugikan sektor pertanian.

Dimulai dari apa itu perubahan iklim, menurut konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) mendefinisikan Perubahan iklim sebagai perubahan iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan.

Selain pendapat dari UNFCCC tersebut terdapat pendapat lain mengenai perubahan iklim yaitu, United States Global Climate Change Programme mendefinisikan perubahan iklim sebagai reaksi ekstrem fenomena cuaca yang menciptakan dampak negatif pada sumber daya pertanian, sumber daya air, kesehatan manusia, penipisan lapisan ozon, vegetasi dan tanah, yang menyebabkan dua kali lipat dari konsentrasi karbon dioksida dalam ekosistem.

Seperti yang sudah kita ketahui banyak sekali isu-isu yang berkaitan dengan perubahan iklim di era saat ini. Terutama isu terkait dengan dampak yang dirasakan oleh sektor pertanian terhadap perubahan iklim yang terjadi saat ini.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan banyak perubahan di permukaan bumi seperti ditunjukkan oleh pangan dan sistem produksi pertanian pada umumnya. Pertanian merupakan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura yang paling rentan terhadap perubahan pola curah hujan. Hal ini berdampak bagi petani yang tidak lagi memprediksi musim tanam secara akurat. 

Tanaman hortikultura umumnya merupakan tanaman semusim yang relatif sensitif terhadap cekaman (kelebihan dan kekurangan) air. Secara teknis, kerentanan tanaman hortikultura sangat berhubungan dengan sistem penggunaan lahan, sifat tanah, pola tanam, teknologi pengelolaan tanah, air, tanaman, dan varietas. Oleh sebab itu, kerentanan tanaman hortikultura terhadap pola curah hujan akan berimbas pada luas areal tanam, produktivitas dan kualitas hasil.

Akibat dari meningkatnya suhu global saat ini yang kemudian didukung pula oleh kemarau panjang berakibat buruk bagi keberlangsungan sektor pertanian sebagai contoh, sejak tahun 1990-an, berbagai kawasan di Indonesia sering dilanda kekeringan. Dampak dari kekeringan adalah gagal panen, peningkatan kematian vegetasi, dan percepatan pelapukan. Akibatnya, setiap terjadi kekeringan, ratusan hektar sawah di Pulau Jawa mengalami gagal panen atau puso.

Dari semua perubahan iklim yang memiliki dampak terhadap sektor pertanian dapat dirangkum bahwa dampak ini terbagi menjadi dua yaitu, dampak langsung dan tidak langsung perubahan iklim yang dimana kedua dampak ini dapat dipilah menjadi dua kategori yaitu :

1. Dampak biofisika antara lain mencakup :

  • Efek fisiologis pada tanaman, hutan, dan ternak (kuantitas dan kualitas).
  • Perubahan lahan, dan sumber daya lahan dan air (kuantitas dan kualitas).
  • Meningkatnya gangguan gulma dan penyakit.
  • Pergeseran spasial dan temporal (a)-(c).
  • Peningkatan permukaan air laut dan salinitas.
  • Perubahan habitat biota laut, termasuk sumber daya perikanan laut.

2. Dampak sosial ekonomi antara lain mencakup :

  • Turunnya produktivitas dan produksi.
  • Penurunan marginal GDP sektor pertanian.
  • Fluktuasi harga di pasar internasional.
  • Perubahan distribusi geografis rejim perdagangan.
  • Meningkatnya jumlah penduduk rawan pangan.
  • Migrasi dan civil unrest.

Seluruh dampak yang tertera di atas menjadikan sektor pertanian sangat terancam jika perubahan iklim yang tidak menentu ini menjadi berkepanjangan. Sektor pertanian lambat laun akan semakin sedikit keadaannya jikalau tidak ada alternatif cara untuk menyelamatkan sektor pertanian ini. Keberlangsungan sektor ini pun mempunyai dampak yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup para petani yang hanya menyandarkan hidupnya pada sektor ini.

Dari tulisan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini memiliki dampak yang sangat terlihat nyata bagi sektor pertanian, hal ini karena sektor pertanian bergantung besar pada keadaan iklim yang ada. Perubahan iklim yang terjadi mempengaruhi bagaimana sektor pertanian tersebut dapat bertahan, karena perubahan iklim yang tidak menentu membuat sulit nya sektor pertanian untuk beradaptasi dengan baik. 

Perlulah kita secara sadar untuk menyikapi perubahan iklim yang terjadi saat ini, terutama bagi para petani haruslah memiliki alternatif lain agar terus bisa bertahan terhadap perubahan iklim yang terus menerus terjadi saat ini bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa perubahan iklim yang akan datang memiliki dampak mematikan bagi sektor pertanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun