Mohon tunggu...
Dio Ramadani
Dio Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Institut Agama Islam Da'ar Al-Ulum Asahan kisaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Mencintai, Khauf, Raja' dan Tawakal kepada Allah SWT

23 Januari 2023   21:23 Diperbarui: 23 Januari 2023   21:56 80533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamu'alaikum wr wb,

     Berbicara tentang cinta dan mencintai, pada saat anda ditanya apakah anda mencintai Allah?, Bagaimana kah jawaban anda sebagai orang muslim yang beriman dan bertaqwa?, Tentunya jika kita di berikan pertanyaan seperti itu, maka akan secara otomatis kita semua akan mengatakan bahwa kita cinta Allah, akan tetapi apakah cinta kepada Allah itu hanya sebatas di ucapan saja?, harusnya kita juga membuktikannya!, Tetapi bagaimana caranya?, Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk kita simak artikel singkat dan padat yang telah kami rangkum agar anda dapat lebih memahami hakikat Mencintai, Khauf, Raja'dan Tawakal kepada Allah Subhanahu wata'ala. 

1. Hakikat Cinta Kepada Allah SWT 

     Mencintai Allah termasuk kedalam hal yang sangat terpenting , hal itu di karena kan mencintai Allah menjadi pokok dalam ibadah. Arti atau makna dari mencintai atau cinta tidak hanya terpaku sebatas cinta kita untuk sesama saja, akan tetapi makna yang terkandung dalam cinta itu lebih dalam lagi dan lebih luas lagi. Cinta yang lebih utama dan yang memiliki kemuliaan dan keagungan adalah cinta kita kepada Allah Subhana wata'ala, inilah cinta yang paling utama. 

Di saat seorang hamba sudah cinta kepada Allah, maka bukti cintanya yang  bisa dia tunjukkan adalah dengan menaati segala kewajiban yang diperintahkan kepadanya dan selalu menjauhi segala hal yang dilarang atau diharamkan bagi tiap-tiap hamba Allah. Akan tetapi jika kita hanya mengatakan bahwa kita "cinta kepada Allah" tanpa memberikan bukti melainkan hanya sebuah pernyataan saja, maka pernyataan kita tersebut benar-benar tidak bermakna dan tidak bermanfaat sama sekali. Sebagaimana Allah Subhana wata'ala berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya:

“Katakanlah (wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31).

 Dari ayat tersebut diatas sudah jelas bagaimana cara kita untuk membuktikan cinta kita kepada Allah agar tidak hanya menjadi sebuah omong kosong belaka, yaitu dengan mengikuti nabi Muhammad Saw baik dalam hal yang diwajibkan atas kita, hal yang diharamkan kepada kita dan segala sunah yang beliau contoh kan.

2. Hakikat Khauf (Takut Kepada Allah SWT)

Khauf atau kepada Allah adalah sebuah perasaan kita yang takut akan segala balasan dan ancaman yang pasti dari Allah kepada hambanya yang melanggar segala hal yang diharamkan atau hal yang tidak diperbolehkan oleh Allah.  Takut yang ditunjukkan seorang hamba kepada Allah bermacam-macam baik takut neraka, adzab kubur, bahkan hilangnya iman dari hatinya.

Takut adalah bagian dari ibadah hati kita, dan menjadi salah satu hal yang sangat agung yang dapat menunjukkan kehambaan kita kepada Allah Subhana wata'ala

3. Hakikat Raja' (Berharap Kepada Allah SWT)

Raja' atau berharap/ rasa harap kita kepada Allah maksudnya ialah kita berharap akan diberikan nya segala sesuatu yang baik, baik berupa harapan kita kepada Allah agar Allah menerima amal ibadah kita, harapan kita agar dimasukkan ke dalam Jannah nya Allah Subhana wata'ala dan lain sebagainya. Dengan adanya rasa berharap kepada Allah maka akan menjadikan kita menjadi pribadi/seorang hamba yang terus melakukan amal ibadah yang terbaik dan sebaik-baik mungkin. Yaa, walaupun kita sebagai manusia biasa yang terkadang atau sesekali kita jatuh kedalam perbuatan dosa dengan rasa harap di hati kita ini maka kita akan selalu bertaubat dan selalu berusaha meningkatkan dan memperbaiki segala amal ibadah kita sebagaimana yang terkandung dalam firman Allah SWT yang artinya:

 “Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az Zumar: 53)

4. Hakikat Tawakal (Berserah Diri Kepada Allah SWT)

Tawakal kepada Allah atau berserah diri kepada Allah ialah suatu hal dimana kita memasrahkan segala hasil atau segala sesuatu nya kepada baik rezeki, dan takdir. Akan tetapi bentuk kepasrahan kita Kepada Allah ini tidaklah benar jika kita mempasrahkan segala bentuk urusan kita kepada Allah tanpa kita dahului dengan Ikhtiar/ Usaha kita, walaupun segala sesuatu nya yang ada di dunia bahkan di seluruh alam semesta ini sudah berada dalam ketentuan dan takdir Allah kita tetap harus melakukan segala sesuatu nya dengan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan. nah, untuk hasilnya inilah kita pasrahkan kepada Allah, karena segala sesuatu yang kita lakukan dengan sangat bersungguh-sungguh belum tentu berhasil, akan tetapi jika kita mempasrahkan urusan kita itu kepada Allah maka apapun hasilnya kita dapat dengan ikhlas menerimanya karena jikalaupun tidak berhasil sesuatu yang kita usahakan maka percayalah bahwa Allah telah mempersiapkan yang lebih baik dan hasil yang lebih manis dari yang kita usahakan. 

Wallahu a'lam bishawab, Hanya kepada Allah saya memohon ampun, kepada para pembaca saya sebagai penulis kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Akhirul kalam Wabillahi Taufik Walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun