Diskusi Lanjutan Mengenai Kesiapan Sistem Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Kelas XI Geografi di SMAN 3 Jember

Tim Promahadesa DioramaSense Universitas Jember mengusung program mengenai pemanfaatan sistem Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan menggunakan alat diorama. 

Program ini didukung oleh beberapa aspek terutama buku ajar yang nantinya akan didistribusikan ketika proses mengajar. Sebelum buku dicetak dan disahkan, kami dari tim promahadesa DioramaSense beberapa kali berdiskusi ibu guru pembimbing dari SMAN 3 Jember dimana agar buku tersebut menjadi pedoman yang terarah dan terukur sesuai dengan kaidah kepenulisan dan isi di dalamnya. Komentar dari ibu guru pembimbing SMAN 3 Jember beberapa kali memuji terkait dengan desain yang sudah dibuat oleh tim promahadesa DioramaSense sehingga dari tim promahadesa semakin giat untuk melaksanakan program ini. 

Konteks utama yang dimasukkan ke dalam buku tersebut adalah “Mitigasi bencana Alam dan Non Alam” yang berfokus pada bencana banjir, kebakaran rumah tangga, dan gempa vulkanik. Sempat beberapa kali dari ibu guru pembimbing memberi masukan terkait isi dari buku ajar tersebut dan sangat senang hati dari kami tim promahadesa DioramaSense menerimanya. Harapannya buku ini akan menjadi buku pedoman yang dapat bermanfaat untuk bahan ajar dan peraga di SMAN 3 Jember tentunya sebagai keberlanjutan di tahun-tahun berikutnya.

Tim Promahadesa Menunjukkan Buku ke Ibu Guru Pembimbing - Dok. pribadi

Selain berdikusi mengenai buku ajar,kami mencoba melakukan sesi wawancara kepada beberapa guru yang mengajar mata Pelajaran Geografi. Hal-hal yang ditanyakan adalah seputar keresahan mengenai penyerapan materi mitigasi bencana alam dan non alam, karakter dari siswa kelas XI, dan potensi siswa di kelas XI tersebut. Ternyata ada beberapa siswa yang memiliki karakter yang khas dan berbeda yaitu dengan menganalogikan semua apa yang dilakukan dengan melibatkan musik. Sehingga ini akan menjadi masukkan buat kami tim Promahadesa untuk terus mengeksplore bagaimana nantinya ketika mengajar agar tidak terlalu monoton dan membosankan. Selain wawancara, kami juga mencoba berinteraksi langsung dengan para siswa, mencoba untuk berbaur agar lebih tahu bagaimana sifat dan karakter mereka.

Tim Promohadesa Dioramasense juga bersiskusi dengan ibu guru pembimbing mengenai konsep sistem Pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Akhirnya setelah beberapa pertimbangan dan kami memutuskan akan mencoba menerapkan sistem pembelajaran yang out of the box. Kami dari tim Promahdesa akan memecah menjadi 4 bagian yaitu pengajaran dengan bahan bantu buku ajar, demonstrasi alat Diorama mitigasi bencana alam dan non alam, post test (pilhan ganda dan studi kasus). 

Tahapan Studi kasus nanti akan dibagi menjadi 3 kelompok dengan masing-maing bencana alam yang nantinya untuk setiap kelompok akan menjabarkan mulai dari pra mitigasi, tanggap darurat, pasca mitigasi. Keluarannya dalam bentuk presentasi dengan sekreatif mereka, boleh menggunakan media pamflet, atau yang lain. Sehingga dengan menggunakan model ini, diharapkan dapat memaksimalkan proses belajar mengajar dan siswa lebih memahami karena didukung dengan alat peraga mitigasi bencana alam dan non alam.

Tim promahadesa juga mengambil beberapa dokumentasi dan video yang nantinya akan menjadi sebuah dokumentasi dan pengingat bagi kami tim Promahadesa dan juga SMAN 3 Jember. Video tersebut akan dipublikasikan di youtube DioramaSense sehingga publik pun bisa mengakses dan lebih mengenal konsep yang dibawakan oleh tim Promahadesa DioramaSense. Harapannya dengan diadakan dokumentasi ini agar dapat dilihat oleh kalangan luas bukan hanya dari SMAN 3 Jember sehingga menjadi bermanfaat.

Kata-kata yang membekas dari ibu guru pembimbing adalah “Sebaik-baiknya manuasia, adalah mereka yang mau bermanfaat untuk orang lain”.