Mohon tunggu...
Dio Prasasti
Dio Prasasti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sepak Terjang Media Daring Abal-abal dalam Pemberitaan Tentang Ahok

14 April 2016   15:23 Diperbarui: 14 April 2016   18:30 3689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tahu, saat ini, masyarakat Indonesia mudah sekali terpecah dengan isu-isu yang sensitif. Terutama yang menyangkut dengan suatu figur publik dan latar belakangnya. Media online dengan segala kemudahan dalam aksesnya terkadang membuat masyarakat merasa ragu tentang kredibilitas media online ini.

Masyarakat juga harusnya bisa lebih cerdas dalam menanggapi pemberitaan seperti ini. Ada baiknya masyarakat tahu mengenai mana media yang kredibel mana yang tidak. Bahkan kita pun tahu, media daring yang kredibel dan memiliki institusi jurnalistik yang resmi oleh Dewan Pers pun terkadang masih banya yang menyalahi etika jurnalistik. Belum lagi saat ini media sosial juga dipenuhi dengan pemberitaan-pemberitaan yang bernada provokasi. Hal inilah yang juga mampu memecah masyarakat.

 [caption caption="Tidak ada keterangan kontak redaksi yang jelas"]

[/caption]Media online yang dianggap kredibel adalah mereka yang memilki keterangan informasi tentang latar belakang perusahaan yang tertera di dalam media tersebut. Contoh saja tentang pedoman kebijakan siber, redaksi, privacy policy, about us, dan juga kontak serta alamat yang jelas yang bisa dihubungi. Beberapa media abal-abal yang saya kunjungi tidak memiliki hal-hal tersebut. Kebanyakan hanya bisa dikontak melalui email dan tidak menyertakan kebijakan-kebijakan redaksi.

Inilah yang membuat masyarakat harus tahu tentang media online abal-abal. Dalam kasus Ahok, media yang kredibel seharusnya mampu mengkritik kebijakannya dengan santun dan tidak membawa-bawa isu-isu SARA. Belum lagi menyerang dengan berita-berita hoax dan juga berita yang tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya. Cara bermain yang buruk bagi public sphere dunia maya inilah yang membuat bangsa ini menjadi bodoh. Hujatan-hujatan yang sering terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kredibilitas suatu media dan juga tentang etika di dunia maya.

Masyarakat Indonesia sudah cerdas. Seharusnya, kita jangan lagi mudah tertipu oleh berita-berita hoax yang sifatnya pembodohan. Tidak hanya dari kasus Ahok, namun semua figur publik dan semua kasus. Patutnya disikapi dengan bijak dan beretika.

 

Referensi

Creeber, Glen dan Royston Martin. (2009). Digital Cultures: Understanding New Media. UK: McGraw Hill.

Deuze, Mark. (1999). Journalism and the Web: An Analysis of Skills and Standards in an Online Environment. London: Sage.

Ishwara, Luwi. (2005). Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Perkasa, Anugerah. (2016). Pemberitaan Ahok di Media Online Mencapai 10.092 Artikel. http://jakarta.bisnis.com/read/20160111/388/508884/pemberitaan-ahok-di-media-online-mencapai-10.092-artikel. Di akses pada Kamis, 14 April 2016 pukul 13.00.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun