Di era digital yang semakin maju, kemudahan akses terhadap layanan keuangan semakin nyata, termasuk bagi mahasiswa. Pinjaman online telah menjadi pilihan populer bagi banyak mahasiswa di Telkom University untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka. Namun, di balik kemudahan ini, tersembunyi risiko yang dapat mengancam stabilitas keuangan mahasiswa, terutama bagi mereka yang belum memiliki pemahaman mendalam tentang manajemen keuangan. Rendahnya literasi keuangan menjadi faktor utama yang menyebabkan banyak mahasiswa terjebak dalam utang yang sulit dilunasi.
Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa
Hasil survei menunjukkan bahwa 75% mahasiswa di Telkom University memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah, terutama dalam memahami aspek-aspek krusial dari layanan pinjaman online. Banyak mahasiswa hanya melihat suku bunga dalam angka nominal kecil tanpa menyadari implikasi jangka panjang, seperti akumulasi bunga tahunan yang tinggi dan biaya tambahan. Ketidaktahuan ini juga mencakup minimnya kesadaran terhadap risiko gagal bayar yang dapat menimbulkan masalah serius, seperti ancaman dari debt collector dan dampak buruk pada skor kredit mereka.
Faktor Pendorong Penggunaan Pinjaman Online
Beberapa faktor utama yang mendorong mahasiswa menggunakan pinjaman online antara lain kebutuhan mendesak, kemudahan akses, dan tekanan sosial. Pinjaman online menawarkan solusi cepat dengan proses yang mudah dan tidak memerlukan jaminan, yang membuatnya sangat menarik bagi mahasiswa. Namun, rendahnya kesadaran akan risiko jangka panjang dan kurangnya pemahaman tentang manajemen keuangan pribadi membuat mahasiswa mudah tergoda untuk menggunakan pinjaman online tanpa mempertimbangkan kemampuan mereka untuk membayar kembali.
Dampak Negatif dan Tantangan
Penggunaan pinjaman online sering kali menyebabkan masalah keuangan jangka panjang, seperti bunga tinggi, keterlambatan pembayaran, dan siklus utang yang sulit diatasi. Banyak mahasiswa terjebak dalam pola konsumtif akibat tekanan sosial, terutama melalui media sosial, yang mendorong mereka untuk memanfaatkan pinjaman online tanpa mempertimbangkan risiko keuangan. Kurangnya edukasi, transparansi dari pihak penyedia layanan, dan pengawasan regulator turut memperburuk situasi ini.
Saran untuk Meningkatkan Literasi KeuanganÂ
Integrasi Literasi Keuangan dalam Kurikulum:Â
Telkom University dapat memasukkan materi literasi keuangan sebagai bagian dari mata kuliah atau modul pelatihan khusus yang mencakup pengelolaan anggaran, penghitungan bunga pinjaman, dan manajemen risiko finansial.Peningkatan Edukasi Melalui Seminar dan Workshop:
Mengadakan seminar dan lokakarya rutin yang membahas pengelolaan keuangan pribadi, pentingnya dana darurat, dan risiko penggunaan pinjaman online, dengan menghadirkan pakar keuangan atau praktisi industri.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!