NTT Pasti Bisa
Perasaaanku campur aduk. Provinsi NTT menjadi tuan rumah HPN, sebuah event akbar berskala nasional dengan tamu undangan lebih dari 1.000 orang? Ah mengapa tidak? NTT pasti bisa kalau ada kemauan!
Saya ingat tahun 2003 ketika mengikuti Kongres PWI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk memilih kembali Drs. Tarman Azzam sebagai ketua umum PWI Pusat. Akomodasi hotel di Palangkaraya minim amat, tetapi PWI Cabang setempat berani ambil tanggung jawab sebagai host. Saya bersama Bernard Tokan dan Aser Rihi Tugu, delegasi PWI NTT kala itu, bahkan nginap di rumah penduduk karena keterbatasan hotel. Selama tiga hari kami merepotkan mantan kepala stasiun RRI Kupang sekeluarga di Palangkaraya.
Fokus pikiran saya langsung tertuju ke gubernur, wakil gubernur dan pimpinan DPRD NTT. Malam itu juga saya bersama anggota Dewan Kehormatan Daerah (DKD) PWI Cabang NTT, Damyan Godho serta Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Cabang NTT, Bernard Tokan bertemu Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur, Ir. Esthon L Foenay, MSi di rumah jabatan gubernur. Kebetulan saat itu gubernur dan wakil gubernur akan menggelar acara dengan para tokoh agama. Sebelum menuju tempat acara di aula rumah jabatan, kami mencuri waktu bertemu kedua pasangan yang akur ini sekitar 15 menit.
Gubernur Frans Lebu Raya terdiam sekitar dua menit setelah menyimak penjelasan saya soal keputusan PWI Pusat memilih NTT sebagai tuan rumah HPN 2011. Sambil menatap saya, dia berkata, "Kita harus siap. Kalau tidak sekarang kapan lagi. NTT pasti bisa." Jawaban singkat dan mantap. "Kita memang banyak keterbatasan, tetapi kalau terus berpikir soal keketerbatasan kita tidak akan pernah jadi tuan rumah event nasional. Saya setuju dengan Pak Gub. Kita pasti bisa jadi tuan rumah yang baik," kata Wagub Esthon Foenay. Plong sudah perasaan saya.
Baru sekitar 10 menit meninggalkan rumah jabatan gubernur malam itu di tengah hujan lebat, saya angkat ponsel. Memencet nomor Hendri Ch Bangun dan mengabarkan kepastian NTT siap jadi tuan rumah. "Wah, cepat sekali keputusannya. Oke Dion, ini tantangan sekaligus momentum emas bagi NTT mempromosikan
dirinya di mata nasional," kata Hendri.
Tugas saya dan teman-teman Pengurus PWI Cabang NTT selanjutnya adalah bertemu dengan pimpinan DPRD NTT, Drs. Ibrahim Agustinus Medah. Justru yang terjadi di luar prediksi. Bahkan sebelum kami temui secara resmi Medah yang membaca statement gubernur di media soal HPN, langsung menggelar jumpa pers dan menegaskan bahwa DPRD NTT mendukung penuh Kupang menjadi tuan rumah HPN 2011. "Sejauh kegiatan itu untuk masyarakat NTT, Dewan sebagai representasi dari 4,6 juta penduduk NTT pasti mendukung," kata Medah seperti diberitakan Harian Pos Kupang hari Rabu, 16 Juni 2010 halaman 6.
Pengurus PWI secara resmi bertemu dengan pimpinan DPRD NTT pada tanggal 13 Juli 2010 di gedung Dewan, Jl. El Tari Kupang. Pengurus PWI NTT antara lain, Zacky W Fagih, Indra Alvian, Tony Kleden, Laurens Molan dan Bernard Tokan diterima pimpinan DPRD NTT, Nelson Matara dan LS Foenay. Sama seperti sikap Medah, Matara dan LS Foenay pun menyatakan mendukung suksesnya HPN.
"DPRD NTT pasti setuju soal pengalokasian anggaran asal tidak melanggar rambu-rambu. Kami bangga karena PWI NTT sudah berjuang menyelenggarakan kegiatan nasional di NTT. DPRD akan memberikan dukungan penuh agar pelaksanaan HPN di Kupang bisa berjalan lancar dan sukses," kata Nelson Matara.