Rasa syukur berhubungan erat dengan hasil yang diperoleh. Tak heran ketika harga cengkih mahal, pesta pun jadi amat mewah.
Pada perkembangannya, perayaan thanks giving di Minahasa, tak sekadar mengucap syukur kepada Tuhan setelah diberikan hasil panen pertanian, perikanan, perkebunan yang melimpah. Namun, hajatan tahunan ini menjadi ajang silahturahim antara saudara, kerabat, dan handai tolan.
Etnis Minahasa yang sudah hidup jauh di rantau senantiasa menjadikan momentum pengucapan syukur sebagai kesempatan untuk pulang ke kampung halaman. Suasana kekeluargaan yang tercipta tidak tergantikan oleh konsumsi hiburan lainnya.
Di Minahasa Selatan, tradisi ini bahkan dijadikan sebagai objek wisata. Pemda setempat mendukung penuh pelestarian pengucapan, bahkan diharapkan mampu menjadi event untuk memajukan pariwisata di masa mendatang. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H