Sehingga kemarahan terhadap pernyataan Macron merupakan akumulasi kemarahan yang didasarkan preferensi privat maupun tendensi kolektivis.
Beberapa umat islam tidak menoleransi sekularisme dan freedom of speech yang kebablasan, sehingga kemarahan terhadap pernyataan Macron jauh lebih masif ledakannya dibanding kecaman terhadap terorisme.
Di pihak yang satu, kaum yang menjunjung tinggi sekularisme terkesan diam dan tak bereaksi atas pernyataan Macron.
Sentimentalitas menyebabkan ketidakjernihan dalam memandang masalah yang sebenarnya. Reaksi yang timbul lebih banyak disebabkan emosi yang diaduk daripada otonomi individu dalam memandang masalah yang ada.
Sentimentalitas tentu jadi problem besar ke depannya bagi kehidupan bersama. Menghadapi tabrakan preferensi privat dengan argumen penuh sentimen tidak akan pernah menjadi solusi dalam kehidupan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H