Ngomong-ngomong soal “Meleduk”, saya jadi teringat sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Sang Legendaris, Benyamin S. Liriknya kurang lebih seperti ini :
“Aaaah.... nya' banjir!”
“Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk.”
“Ruméh ané kebakaran garé-garé kompor mleduk.”
“Ané jadi gemeteran wara-wiri keserimpet.”
“Rumah ané kebanjiran garé-garé got mampet.”
“Ati-ati kompor meleduk.”
“Ati ané jadi dag-dig-dug, jatuh duduk.”
“Ayo-ayo bersihin got.”
“Jangan takut badan blépot.”
“Coba tenang jangan ribut jangan padé kalang kabut.”
“Aaaah....!”
******
Kalau bicara tentang lirik di atas, sudah dipastikan itu Betawi punya gaya. Tapi bukan itu yang akan saya share lebih jauh, sedikit intermezzo di awal-awal kan gak apa-apa ya.
Beberapa hari yang lalu, semua mata masyarakat Jakarta dan mungkin seluruh Indonesia tertuju pada suatu tayangan di salah satu televisi swasta. Ya, apalagi kalau bukan debat cagub dan cawagub menjelang putaran kedua ini. Banyak opini dan berita yang muncul dari tayangan tersebut. Berita-berita yang muncul untuk kubu Jokowi mulai menunjukkan titik terang dan mengarah pada pertanyaan “keseriusan” Jokowi jika suatu saat memimpin Jakarta. Tentu saja, semua berita itu muncul bukan karena semata-mata media yang mem blow up, tapi nyatanya berbagai opini masyarakat pun mulai mengarah pada hal tersebut.
Bagaimana dengan berita Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli? Tentu tak kalah hebatnya. Berbagai hujatan dan berita miring pun tetap muncul di berbagai media. Bahkan, ada juga yang menyanyangkan pertanyaan Fauzi Bowo pada Jokowi di akhir acara debat cagub tersebut karena dinilai lebih pada pertanyaan secara personal (semacam pertanyaan curhat gitu deh). Tapi, yang sangat mencengangkan justru malah jawaban yang Jokowi lontarkan. Intinya, Jokowi mencalonkan atau dicalonkan bukan lagi persoalan pengabdian, tapi juga ada kepentingan karir pribadi (sumber). Lah pak, kenapa ga dari dulu bicara seperti itu?
Fenomena terbaru adalah, sebuah berita dari dunia twitterland. Seorang Ustadz yang berinisial YM kabarnya dibully habis-habisan oleh akun para pendukung dan tim suksesnya Jokowi. Hal ini dikarenakan ustadz YM mengungkapkan sebuah kultwit tentang pemimpin yang tidak amanah. Merasa kepanasan, akhirnya akun timses Jokowi pun tak tinggal diam, seperti akun berikut ini (sumber) :
"@kurawa: tapi ingat tad substansi&timing anda bcr spt itu jgn pikir kita ini bodoh". Yusuf hanya menjawab "wooo... Maaf ya. Maafin saya. Ga mikir gitu koq".
@asbabul_junub: Ente dibayar berapa sama Foke? ustad abal2 ente nih". Kemudian dijawab dengan santai "(Maksudnya? Saya paham, pasti ttg tweet saya ya? Itu universal Pak)," balas YM sebutan nama Yusuf Mansyur
Lucu juga yaa, sepertinya menjelang pemilihan ini makin banyak yang panik dan mulai kepanasan, kompor-kompor sudah mulai dinaikkan dengan tingkat api yang mulai memerah. Sementara sang ustadz masih nyantei aja tuh. Ya karena niatnya tidak menyudutkan pihak manapun.