Sebulan lewat sudah masyarakat Jakarta disibukkan dengan segala opini yang terbangun dalam setiap isu, berita dan euforia pilkada 2012 ini. Namun, kondisi seperti itu rasanya sedikit bias karena penduduk yang mayoritas muslim tengah melakukan peringatan hari raya idul fitri. Tak heran jika berita-berita yang berbau pilkada sedikit menyurut dan tertutup oleh berita arus mudik. Namun ketika saya kembali membuka situ-situ berita online, suasana kembali memanas, terutama berita-berita atau artikel yang saya baca di kompasiana ini. Ada saja yang menuliskan dan menyuarakan berbagai opini tentang pilkada baik itu artikel yang menyangkut pihak tertentu maupun secara general. Dan akhirnya saya pun tergelitik untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan menjelang pilkada putaran kedua ini. Menurut sumber berita yang saya baca di sini terlihat secara terang-terangan bahwa pihak Jokowi mencoba melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan mengajak bersilaturahmi di daerah menteng tepat pada hari ini, Sabtu 25 Agustus 2012. Walau semua itu dilakukan untuk menjalin silaturahmi, atau halal bihalal (*kegiatan rutin yang biasa dilakukan setelah idul fitri), tetap saja tidak bisa dipungkiri, bahwa Jokowi telah satu langkah dibanding Fauzi Bowo dalam hal pendekatan kepada masyakarat. Masyarakat yang mana? Tentunya para simpatisan lah. Sebelum kembalinya ke kota Jakarta ini, Jokowi juga sempat berlebaran di kota Solo. Dalam berita ini disebutkan bahwa Jokowiakan menyambut para pemudik Solo di Stasiun Jebres sambil membagi-bagikan bingkisan Lebaran pada penjaga perlintasan kereta ap. Bingkisan lebaran apa yaa? Apa sarat dengan pesan Kampanye? Lalu, bagaimana dengan pihak Fauzi Bowo? Ini yang berbeda dari berita yang saya baca mengenai Fauzi Bowo. Selain karena beliau masih menjabat sebagai Gubernur, tentu banyak hal atau kebijakan yang beliau berikan pasca perayaan idul fitri ini. Hari pertama lebaran, Fauzi memilih untuk berkunjung ke kediaman Megawati, berita yang saya baca di sini. Walau sempat diisukan hubungan Fauzi dan Megawati memanas, hal itu tidak mengurangi niat Fauzi untuk tetap bersilaturahmi pada Megawati. Hal lain yang mengejutkan saya tentunya, beberapa kebijakan yang diambil terkait dengan kinerja PNS pasca lebaran ini. Menurut sumber berita yang saya baca di sini Fauzi akan memberikan sanksi kepada para PNS yang membolos kerja di hari pertama yang berdampak pada tunjangan kinerja nantinya. Wah, artinya pemasukan akan sedikit mengecil tuh. Tapi tidak masalah juga, mengingat kebiasaan para PNS yang membolos, kebijakan Fauzi Bowo ini sangat fair. 1 hari setelah berlebaran, yang seharusnya masih dinikmati oleh keluarga Fauzi Bowo, ternyata berita yang muncul di sini, Fauzi memilih untuk berkunjung ke RS Koja. Hal ini memperlihatkan kinerja Fauzi yang tak mau kalah langkah juga dalam menarik simpatisan. Bedanya, Fauzi langsung terjun pada masyakarat luas, sedangkan pihak Jokowi masih terbatas pada simpatisan saja. Kalau melihat seperti ini, bisa jadi kubu Fauzi telah 2 langkah di depan Jokowi . Ah, memang ruwet mikirin soal pilkada ini yaa. Yang satu tetap pada pencitraan keluguan, kejujuran dan (*katanya) dekat dengan rakyat, tapi masih belum jelas dengan program yang akan diusung di Jakarta ini ke depannya. Yang satunya lagi blak-blakan, apa adanya dan ga neko-neko. Jika melihat programnya untuk Jakarta 5 tahun ke depan sumber , sangat realistis dan tepat sasaran. Iya lah, kita tau Fauzi memang seorang yang ahli dalam tata kota. Hanya yang perlu kita garis bawahi di sini, memang semuanya tidak bisa secepat yang kita inginkan, ada tahapan-tahapan yang mesti dilalui secara berkala. Yang penting kita sendiri tidak dengan mudah terprovokasi dan terbawa isu yang memanas. Seperti contoh video Sosialisasi program kemacetan ini, pandangan Fauzi Bowo sepertinya lebih masuk akal dibanding Jokowi, dia bisa memberikan fakta secara lugas dan solusinya. Dan itu hanya 1 link yang saya lihat di you tube. Ada beberapa link lainnya yang bisa jadi rujukan Anda untuk melihat dan merenungkannya. Kalau Jokowi - Ahok bisa membuat Solo lebih baik, teruskan saja kinerjanya di sana, jagan sampai Solo menurun ketika ditinggal oleh Jokowi. Dan jika Fauzi Bowo -Nachrowi Ramli punya program yang jauh lebih baik dibanding Jokowi, kenapa tidak? Jakarta akan selalu memberikan semangat baru, harapan baru, dan program yang berkesinambungan jika kita memberikan kepercayaan pada mereka. Pilihan tetap ada di tangan Anda masing-masing. *Mohon memberikan opini/komentar yang sopan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H