Istilah Gap Year atau jeda tahun adalah suatu ungkapan yang biasa digunakan untuk menyebut siswa yang tidak langsung melanjutkan ke perguruan tinggi selepas lulus dari Sekolah Menengah Atas. Mereka dapat menunda selama 1-2 tahun sampai mendapat kampus dan jurusan yang mereka impikan.
Tentu saja banyak alasan dibalik Gap Year yang kebanyakan dilakukan atau dijalani oleh siswa-siswi pejuang Perguruan Tinggi Negeri. Banyak diantara mereka yang tidak lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau lebih dikenal dengan Ujian Tulis Berbasis Komputer dan kemudian tidak memiliki biaya untuk mendaftar melalui jalur mandiri, sehingga banyak dari mereka yang memutuskan untuk Gap Year dan mencoba kesempatan di tahun berikutnya.
Banyak stigma yang muncul dari adanya Gap Year ini, kebanyakan adalah stigma negatif yang muncul di masyarakat. Seperti Gap Year berarti bodoh, Gap Year berarti memulai bangku perkuliahan di usia yang lebih tua, Gap Year berarti tidak mampu untuk daftar di Perguruan Tinggi, dan lain sebagainya. Padahal setiap siswa tentu memiliki alasan tersendiri dibalik kata Gap Year, yang bahkan banyak dari mereka pun sebenarnya tidak ingin melalui masa Gap Year.
Beberapa dampak negatif yang mungkin dirasakan oleh siswa yang menjalani Gap Year:
- Perasaan tertinggal dari teman-teman sebayanya, atau teman semasa sekolah menengah atas.
- Tekanan sosial dari keluarga maupun lingkungan sekitar yang lekat dengan pemikiran kuliah atau kerja dan menganggap Gap Year tidak bermanfaat.
- Perasaan stress yang mungkin muncul dari tuntutan dan tekanan keluarga maupun lingkungan sosial.
Sebenarnya apakah Gap Year atau menunda kuliah selama 1-2 tahun seburuk itu? Tentu saja tidak. Banyak hal-hal dan aktivitas positif yang dapat diambil dari Gap Year, antara lain:
- Sejenak melepaskan kejenuhan dari dunia belajar yang telah dijalani selama 14 tahun atau lebih tanpa jeda.
- Dapat lebih menggali minat dan bakat yang sebenarnya agar dapat memantapkan pilihan jurusan di masa depan.
- Mempelajari dan mencoba hal-hal baru yang sebelumnya tidak sempat dipelajari di bangku sekolah.
- Healing, seperti bertamasya ke tempat-tempat wisata alam atau taman bermain untuk sekedar melepas penat belajar.
- Evaluasi diri mengenai kesalahan-kesalahan yang mungkin dibuat dalam perjalanan meraih perguruan tinggi impian sehingga dapat sebisa mungkin dihindari di tahun berikutnya.
Selain hal-hal positif diatas, banyak juga manfaat yang akan dirasakan bagi seorang yang sudah menjalani Gap Year Ketika kelak mulai memasuki dunia perkuliahan. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
- Tidak mudah jenuh dalam menghadapi mata kuliah dan tugas-tugas yang diberika dosen. Karena selama masa 1-2 tahun tersebut, otak akan ter-refresh dari pelajaran dan tugas-tugas yang diberikan semasa sekolah.
- Lebih matang dan stabil dari segi emosi sehingga dapat menghadapi dunia perkuliahan dan serba-serbinya dengan kepala dingin dan terkontrol.
- Memiliki manajemen waktu yang lebih baik sehingga tidak keteteran dengan berbagai macam tugas kuliah maupun kegiatan organisasi yang ada di kampus.
- Dapat menjalani dunia perkuliahan dengan sepenuh hati dan tanpa penyesalan, karena sudah melalui berbagai rintangan dan perjuangan untuk dapat masuk ke kampus dan jurusan yang diimpikan.
- Tetap memiliki jiwa muda dan semangat yang membara, karena kebanyak dari mahasiswa yang ada dalam satu angkatan lebih muda sehingga secara tidak langsung akan menularkan vibes yang sama.
Dalam menjalani Gap Year tentu saja tidak mudah, karena banyak berbagai rintangan yang harus dilalui dan perjuangan maupun pengorbanan yang tidak mudah. Namun, kita tetap harus fokus pada pengembangan diri sendiri menuju yang lebih baik dari sebelumnya. Intinya menjadi versi terbaik dari diri kita masing-masing tanpa sibuk memenuhi ekspektasi orang lain.
Pesan untuk adik-adik yang sedang menjalani Gap Year, jangan pernah takut dan merasa minder dari teman-teman yang berkesempatan merasakan bangku perkuliahan lebih dahulu. Setiap orang punya waktunya masing-masing untuk bersinar, karena hidup bukanlah perlombaan. Dan umur hanyalah angka, karena ketika kalian menjalani dunia perkuliahan semua setara tanpa ada pembedaan usia.
"Gap Year bukanlah akhir dunia, melainkan suatu tahap untuk menjadi versi terbaik dari diri kita"- Penulis
Tetap semangat dan sehat selalu jiwa-jiwa muda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H