Mohon tunggu...
Murdiono Mokoginta
Murdiono Mokoginta Mohon Tunggu... Sejarawan - Sejarawan/ Penulis Artikel/ Kolomnis

Penulis yang fokus pada riset-riset sejarah lokal terutama di wilayah Bolaang Mongondow Raya, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tolatan dalam Romantika dan Tragedi

25 Januari 2025   20:29 Diperbarui: 25 Januari 2025   20:45 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pantai di Bolaang Mongondow Tahun 1917 (Sumber: Walter Kaudren/collections.amvk.se)

Tolatan atau angin selatan nyatanya tidak hanya bicara soal romantika dan kisah cinta yang terlupa. Angin ini telah menyatu dalam sastra-sastra kita yang bertautan dengan duka dan pilu sehingga lagu-lagu sedih Mongondow menggunakan lirik ini dalam bait-baitnya.

Alam seringkali menjadi tempat yang ramah untuk manusia. Alam juga bisa memberi lebih dari yang kita manusia butuhkan. Namun ada waktu tertentu alam menunjukan ketidak-ramahannya. Tentang tolatan mungkin adalah di antara sebab tragedi di alam Bolaang Mongondow yang hidup dalam memori kolektifitas kita. Dan kita mengenalnya tolatan sebagaimana mengenal diri-diri kita.

*Penulis adalah peneliti sejarah lokal Bolaang Mongondow Raya (BMR) di Sulawesi Utara. Menulis Buku Perlawanan Rakyat di Pedalaman Mongondow Tahun 1902 (Penerbit Ombak, 2024).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun