Bahkan seorang Guru Besar Farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati seperti diberitakan oleh Liputan6.com menyebutkan bahwa negara Tiongkok telah menggunakan Klorokuin sebagai obat untuk penanganan COVID-19.Â
Meskipun demikian, beliau menganjurkan agar pemakaian Klorokuin digunakan bagi mereka yang sudah positif atau suspect dan pemberian obat harus melalui resep dokter (Kompas.com). Selain Tiongkok, Klorokuin juga digunakan secara luas di negara Brazil, India dan Malaysia untuk menangani pasien Covid-19 (Detik.com).
So, dengan keberhasilan Klorokuin dibeberapa negara tersebut, saya tidak kaget ketika pemerintah memutuskan menggunakan Klorokuin untuk pasien penderita Covid-19 termasuk yang di Wisma Atlet.Â
Selain alasan bahwa klorokuin dipercaya mampu menyembuhkan pasien Covid-19, faktor ketersediaan obat juga menjadi salah satu bahan pertimbangan pemerintah dalam keputusan ini. Hal ini  dikarenakan Klorokuin diproduksi oleh perusahaan farmasi dalam negeri yaitu Kimia Farma.Â
Pemakaian Klorokuin memang sudah menyembuhkan ribuan pasien penderita Covid-19 di Wisma Atlet seperti yang diutarakan oleh Arief Riadi, Ketua Tim Medis COVID-19 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet kepada Detik.com beberapa waktu lalu. Meskipun demikian, bagi pasien penderita Covid-19, Klorokuin layaknya dua sisi mata uang.Â
Sebagian pasien akan mengalami efek samping (ringan atau parah) dan sebagian lagi sama sekali tidak mengalami efek samping. Saya pribadi tentu berharap keputusan pemerintah untuk menggunakan Klorokuin untuk pasien penderita Covid-19 tepat adanya, sehingga nantinya semakin banyak pasien Covid-19 di Wisma Atlet atau dimanapun berada dapat segera pulih dan berkumpul bersama keluarga tercinta setelah mengkonsumsi Klorokuin. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H