Melakukan kegiatan di alam semakin banyak digemari oleh masyarakat sebagai pelarian / sarana penyegaran pikiran (healing) Â atas kepenatan akibat rutinitas yang dijalani terutama oleh masyarakat perkotaan.Â
Salah satu kegiatan alam yang cukup banyak diminati adalah kegiatan pendakian. Latar belakangnyapun beragam, mulai dari pemandangan yang memanjakan mata, udara yang sejuk, tantangan yang dihadapi, dan masih banyak lagi.Â
Sayapun juga termasuk kedalam kategori masyarakat yang senang melakukan pendakian dengan dilatar belakangi oleh keindahan alam yang sangat jarang saya jumpai, serta sebagai sarana meluapkan rasa lelah saya akibat rutinitas yang dijalani.
Seiring perkembangan jaman, kegiatan pendakian juga dijadikan sebagai lifestyle, dan tak jarang dijadikan ajang pameran di media sosial. Hal tersebut tentu bukan menjadi masalah, karena setiap pribadi berhak memiliki latar belakang atau alasan dalam melakukan pendakian. Namun akan menjadi masalah yang serius ketika masyarakat melakukan pendakian dikarenakan hanya mengikuti trend dan mengesampingkan SOP serta standarisasi pendakian.Â
Seperti kurang wawasan tentang management barang dan logistik selama perjalanan pendakian, tidak membawa alat-alat pendakian yang proper, atau mengesampingkan peralatan keamanan yang seharusnya di bawa, tidak memperhatikan kondisi fisik atau memaksakan keadaan hanya demi asupan media sosial. Hal tersebut tentu dapat merugikan dan membahayakan diri sendiri dan tak jarang orang lain.
Saya pribadi mengambil tema ini dikarenakan semakin hari, semakin banyak pendaki yang dievakuasi karena kurangnya kesiapan yang mengakibatkan hipotermia dan berbagai kerugian lainnya dan saya prihatin dengan kondisi yang ada.Â
Mendaki gunung juga bukan hanya sekedar memiliki niat dan peralatan, namun membutuhkan fisik, mental, dan pikiran yang sehat, karena yang sebenarnya kita taklukan bukanlah gunungnya tetapi diri kita sendiri, dan alam tidak pernah bisa diprediksi oleh manusia, jadi lebih baik berjaga jaga dengan segala kesiapan yang matang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H