Mohon tunggu...
Dionisius jonathan Pratama
Dionisius jonathan Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa yang tengah bergelut dengan idealismenya

dipikul berat dipukul sakit

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Gunung Gede: Bukan Hanya Perihal Keindahan, tetapi Esensi dari Sebuah Perjalanan

4 Januari 2022   18:15 Diperbarui: 4 Januari 2022   18:33 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendakianpun dimulai sekitar pukul 07.30 WIB, dengan track awal berkontur bebatuan dan tanah yang disuguhi dengan pemandangan perkebunan warga dan gumpalan awan yang berada di ujung desa, yang membuat kita seakan berada diatas awan. Perjalanan dari basecamp awal hingga pos 3 (lawang seketeng), tempat dimana kami akan beristirahat untuk makan siang dan merebahkan tubuh sejenak, memakan waktu 4 jam pendakian dengan track yang cukup terjal dan didominasi oleh tanah berundak, bebatuan dan akar pohon yang menjalar. setibanya di pos 3, kami lekas beristirahat sembari memasak mie sebagai makan siang agar fisik tetap fit dan bugar untuk melanjutkan pendakian. Oh iya, sebelum melakukan pendakian ini, kami sudah sempat diingatkan oleh pihak basecamp bahwa track dari pos 3 sampai pos 5 itu sangat terjal dan sebaiknya kami mengatur pola berjalan dan waktu istirahat lebih disiplin lagi. 

dokpri
dokpri
  

Benar saja,  perjalanan dari pos 3  hingga pos 5 (Alun-Alun Surya Kencana) menjadi track yang paling berat dan melelahkan menurut saya. Kami membutuhkan waktu 4,5 jam untuk menuntaskan track ini. Konturnya yang licin dan berbatu, berpadu dengan akar jalar yang besar, serta tebing-tebing yang terjal dan curam menyulitkan langkah pendakian. Ingin terus berjalan, namun kaki sudah tak lagi terasa menapak, pundakpun sudah tak kuat menahan beban, terlalu lama berhenti juga akan berakibat fatal karena dinginnya udara yang terus menusuk kulit, bahkan di jalur ini saya sempat memiliki keraguan besar untuk melanjutkan pendakian, terlintas dalam benak untuk turun saja, tetapi banyak pendaki lain yang menyemangati kami, dua kawan sayapun terus meyakinkan saya bahwa kami bisa menuntaskan perjalanan ini. Dan pada akhirnya terus berjalan walaupun lamban dan banyak berhenti adalah satu-satunya pilihan.

dokpri
dokpri
Setelah perjuangan melalui track yang melemahkan mental dan fisik, akhirnya kami tiba di pos 5, tempat kami dapat beristirahat sepenuhnya, karena pos 5 ini menjadi pos terakhir sebelum menuju puncak dan pos pilihan kami untuk mendirikan tenda. setelah tenda berdiri kokoh, kamipun memasak, kemudian berbincang dan tertawa bersama tanpa beban di dalam tenda  hingga malam tiba, dan akhirnya kamipun terlelap dengan cukup nyenyak bersama deburan angin dingin yang memaksa kami untuk tetap tertidur sembari menanti pagi yang kembali menyapa.

Tepat pukul 05.00 WIB, dering alarm membangunkan kami, itu artinya kami harus segera bersiap untuk mendaki ke puncak Gunung Gede. Cuaca pagi itu terlihat cerah dan tidak berkabut meski tanpa disinari matahari. Jarak dari camp kami ke puncak tidak terlalu jauh, hanya berjalan menanjak sekitar 30-45 menit. Pendakian menuju puncak juga seharusnya tidak terasa berat karena kami tidak membawa beban seperti pendakian sebelumnya.

Pendakian menuju Puncak Gede pun dimulai pukul 06.00 WIB, Setiap langkah yang saya tapakkan saat itu terasa bergetar, perasaan campur aduk menyelimuti tubuh ini, yang terlintas dalam benak saya hanyalah kekaguman yang tiada henti. Mimpi kami bertiga selama ini untuk melakukan pendakian akhirnya terealisasi, walaupun banyak rintangan dan dibayang-bayangi keraguan. Setelah berjalan menanjak sekitar 30 menit, vegetasipun mulai terbuka, cahaya terang menelisik dari balik daun dan batang pohon. Akhirnya kamipun tiba di "atap" Jawa Barat. Tangis haru kami bertiga pecah seketika, rasanya mustahil untuk 3 orang pemimpi yang tak tahu kapan harus bangun, akhirnya mampu menapakan kaki di Puncak Gunung Gede. 8,5 jam perjalanan kami terbayarkan oleh keindahan lukisan tangan Sang Pencipta yang tak mampu diungkapkan oleh kata.

dokpri
dokpri
Selepas        puas mensyukuri dan mengagumi bentang alam yang terlihat dari Puncak Gunung Gede kami memutuskan untuk segera kembali ke tenda, berkemas dan kemudian kembali pulang. Karena tujuan sesungguhnya dari sebuah pendakian bukanlah puncak, melainkan pulang pada pelukan ibu dan bapak, dan yang akan dikenang suatu saat nanti juga bukan hanya puncak, melainkan esensi dari sebuah perjalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun