Mohon tunggu...
Dionisius Riandika
Dionisius Riandika Mohon Tunggu... Guru - Seorang Educator, Hipnomotivator, Hipnoterapis, Trainer, Penulis

Lahir di Kota Ambarawa, Kabupaten Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kuasa Gelap: Sebuah Pandangan Awam tentang Eksorsisme dan Fenomena Viral

21 Oktober 2024   13:33 Diperbarui: 21 Oktober 2024   14:02 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini, eksorsisme kembali menjadi topik hangat yang diperbincangkan banyak orang, terutama setelah viralnya film "Kuasa Gelap"---sebuah karya yang diangkat dari kisah nyata pengusiran setan di Indonesia. Sebagai seorang awam, saya merasa tertarik untuk mengulas bagaimana fenomena ini dipahami dalam Gereja Katolik dan bagaimana itu dihubungkan dengan realitas modern.

Eksorsisme di Mata Pop Culture

Mari kita mulai dengan film "Kuasa Gelap". Film ini menawarkan gambaran yang cukup menegangkan tentang praktik eksorsisme di Indonesia, yang membawa nuansa seram dan dramatis, persis seperti yang sering kita lihat dalam berbagai film horor Barat. Alur cerita dan adegan-adegan intens tentu membuat banyak orang penasaran, apalagi jika eksorsisme benar-benar dilakukan di sekitar kita. Sebagai penonton, saya mendapati bahwa eksorsisme sering kali dilihat melalui lensa hiburan: penuh teriakan, kekuatan supranatural, dan pertarungan antara baik dan jahat yang dikemas secara sinematik.

Namun, kenyataannya, Gereja Katolik memiliki pandangan yang lebih tenang dan terstruktur tentang eksorsisme. Hal ini jauh berbeda dari sensasi yang ditawarkan oleh film-film horor.

Apa itu Eksorsisme Menurut Gereja Katolik?

Sebagai orang awam, saya belajar bahwa eksorsisme dalam Gereja Katolik adalah ritus yang sangat serius dan tidak sembarangan dilakukan. Gereja tidak menanggapi masalah roh jahat dengan gegabah. Bahkan, proses untuk menentukan apakah seseorang benar-benar membutuhkan eksorsisme sangat ketat. Ahli medis dan psikolog akan diikutsertakan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa gejala yang dialami bukan karena gangguan mental atau kesehatan fisik. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat merugikan orang yang bersangkutan.

Ketika saya membaca lebih lanjut, saya juga menemukan bahwa eksorsisme sebenarnya adalah doa permohonan kepada Tuhan untuk membebaskan seseorang dari pengaruh setan atau roh jahat. Doa ini biasanya dilakukan oleh imam yang telah mendapatkan izin khusus dari uskup. Ritual ini bukan sekadar tindakan mengusir setan seperti yang sering digambarkan dalam film, melainkan ungkapan iman akan kuasa Tuhan yang mampu membebaskan manusia dari segala bentuk kejahatan.

Dari Berbagai Sumber
Dari Berbagai Sumber

Mengapa Eksorsisme Menjadi Fenomena Viral?

Saya pikir, salah satu alasan eksorsisme menjadi topik viral, terutama setelah munculnya film "Kuasa Gelap", adalah karena misteri yang melekat padanya. Masyarakat kita selalu memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang bersifat mistis dan supranatural. Eksorsisme, sebagai salah satu bentuk ritual yang langsung berhadapan dengan hal-hal gaib, memiliki daya tarik tersendiri. Apalagi, dalam beberapa kasus, eksorsisme dikaitkan dengan hal-hal yang sulit dijelaskan secara logika atau ilmu pengetahuan modern.

Namun, Gereja Katolik selalu menekankan bahwa fenomena eksorsisme, meskipun nyata, sangat jarang terjadi. Sebagian besar kasus yang dianggap sebagai gangguan setan biasanya dapat dijelaskan dengan penjelasan medis atau psikologis. Hal ini penting untuk disadari, karena sebagai masyarakat yang semakin modern, kita tidak boleh begitu saja menyalahkan hal-hal gaib ketika menghadapi masalah mental atau kesehatan.

Eksorsisme: Sebuah Pengingat tentang Kebaikan dan Keburukan

Sebagai orang awam yang mencoba memahami fenomena eksorsisme, saya semakin menyadari bahwa hal ini bukan hanya tentang pertarungan antara roh jahat dan kekuatan ilahi. Lebih dari itu, eksorsisme adalah pengingat akan kenyataan bahwa dalam kehidupan kita, selalu ada dualitas antara kebaikan dan keburukan, antara terang dan gelap. Film "Kuasa Gelap" mungkin menggambarkan pertarungan fisik antara setan dan manusia, tetapi Gereja Katolik mengajarkan bahwa eksorsisme adalah tindakan spiritual yang mendalam, di mana iman, doa, dan pengharapan pada Tuhan menjadi kekuatan utama.

Bagi saya, eksorsisme bukan sekadar fenomena yang menakutkan atau ritual yang penuh dengan aura mistis. Ini adalah salah satu wujud dari iman Gereja akan kuasa Tuhan yang tak terbatas. Setan atau roh jahat mungkin menimbulkan ketakutan, tetapi iman Katolik selalu mengajarkan bahwa kekuatan Tuhan jauh lebih besar dari kejahatan apa pun.

Setelah menonton "Kuasa Gelap" dan mencoba memahami tentang eksorsisme, saya merasa bahwa sebagai orang awam, penting bagi kita untuk melihat fenomena ini dengan perspektif yang seimbang. Di satu sisi, eksorsisme adalah bagian dari iman Gereja Katolik yang kaya dan penuh makna. Di sisi lain, kita juga harus berhati-hati dalam menyikapi fenomena ini, agar tidak terjebak dalam sensasi yang sering kali dipoles oleh dunia hiburan.

Akhirnya, eksorsisme mengajarkan kita untuk tidak takut pada kegelapan, karena pada akhirnya, teranglah yang selalu menang. Film "Kuasa Gelap" mungkin memperlihatkan sisi menyeramkan dari eksorsisme, tapi bagi saya, ini adalah pengingat bahwa kekuatan terbesar tetap ada pada Tuhan, dan kepada-Nya kita selalu bisa berpegang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun