Keluhan orangtua yang bersliweran di media sosial kemungkinan besar, karena orang tua belum begitu mengaktifkan dan mengefektifkan perannya pada aspek learning at home dan parenting.
Saya yakin, ketika orang tua sudah memahami peran dan fungsinya, insya Alloh meski tidak menikmati, minimal tidak lagi mengeluhkan putra-putrinya yang harus belajar dari rumah. Ada beberapa tips yang dapat Bapak Ibu lakukan, agar masa-masa Corona virus ini dapat dilalui dengan baik dan efektif, serta tidak menimbulkan keluhan mendalam bagi orangtua khususnya emak-emak.
Memberi Pengertian Pada Anak
Tips yang pertama adalah, memberi pengertian pada anak bahwa ketika mereka tidak sekolah saat ini, bukan berarti mereka liburan. Akan tetapi, saat ini mereka sedang melakukan sekolah tetapi dari rumah.
Memang masing-masing orangtua mempunyai cara masing-masing untuk proses pemahaman. Karena beda usia beda pendekatan, beda karakter anak beda pula pendekatan. Untuk urusan ini, Bapak/Ibu sendiri yang lebih memahami bagaimana berkomunikasi dengan buah hati masing-masing.
Menciptakan Susasana Menyengkan di Rumah
Banyak sekali kasus ditemukan bahwa anak tidak betah belajar di rumah, dikarenakan susasana di rumah kurang kondusif. Bapak dan Ibu mereka terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan masing-masing. Corona ini memberi kesempatan bagi orangtua untuk memperbaiki kondisi komunikasi di rumah yang selama ini kurang efektif.
Bangun kembali aktifitas kebersamaan dari hal-hal kecil, misalnya mengepel lantai bersama-sama, atau masak di dapur bersama-sama, menonton TV bersama-sama, serta aktifitas lain yang membuat anak merasa betah berlama-lama di rumah.
Cara lain yang dapat dipraktekkan adalah dengan membuat kesepakatan tentang aturan main selama masa Karantina di rumah. Tentu aturan main ini harus dibuat dan disepakati bersama oleh orangtua dan anak. Kesepakan ini mengatur kapan berapa lama boleh bermain gadget, berapa lama harus belajar online, termasuk di dalamnya boleh disepakati pembagian tugas rumah tangga semisal menyapu lantai, mencuci piring, membuang sampah, dll.
Ketika anak telah mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan mereka yang membuat dan menyetujui, insha Allah akan terjadi kerjasama efektif yang akhirnya menumbulkan suasana kondusif di rumah.
Susasana menyenangkan ini juga dapat terwujud apabila orangtua memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya mulai dari makanan, asupan gizi, kenyamanan dan kebersihan rumah, sampai pada resources pembelajaran: buku, akses internet, laptop/handphone, dan kebutuhan lain yang dianggap perlu.