Pemerintah provinsi Jambi dapat menggandeng semua unsur masyarakat untuk berperang melawan kasus putus sekolah dan buta huruf. Apalagi saat ini banyak sekali Lembaga pengelola Zakat dan sedekah swasta yang sangat peduli dengan bidang pendidikan. Pemerintah daerah juga dapat menggandeng partisipasi masyarakat dengan menggalakkan program orang tua asuh, yang dulu sempat berhasil di era Presiden Soeharto.
Tentu, progam CSR (Corporate Social Responsibly) dari perusahan-perusahaan di Jambi dapat disatukan guna membantu menghapus angka buta huruf, dan menurunkan angka putus sekolah.
Revitalisasi Peran Orangtua pada Pendidikan
Ada satu program yang yang dapat meningkatkan mutu pendidikan, namun tidak membutuhkan banyak biaya. Program itu bernama Parental Involvement, atau penyertaan orangtua pada pendidikan anak. Sekolah selama ini hanya melibatkan orangtua pada dua kegiatan: (1) Rapat komite untuk iuran bulanan atau uang bangunan, dan (2) Pemanggilan orangtua ketika anak bermasalah (Karsidi, dkk; Fitirah, dkk; & Makzub dan Salim, 2011).
Padahal orangtua harusnya dilibatkan lebih dari sekedar penanggungan beban: beban biaya, dan beban kenakalan anak. Orangtua sejatinya dapat dilibatkan dalam program volunteering (menjadi relawan) yang membantu guru baik di kelas maupun di luar kelas. Di dalam kelas misalnya dapat membantu memonitor kegiatan siswa di kelas, atau bahkan dapat menjadi narasumber di kelas.
Di luar kelas dapat memantau jika ada anak yang bolos, tidak disiplin, atau jenis pelanggaran tata tertib sekolah lainnya. Selain itu sekolah dan rumah harus menjalin komunikasi yang sangat intensif, guna memberikan informasi dua arah tentang bakat dan talenta anak.
Rumah dan sekolah juga harus bekerja sama dalam membuat program-program seperti parenting, learning at home, dan collaboration with the community. Parenting ini sangat penting, karena tidak semua orangtua memahami bagaimana mengawasi dan mendidik perkembangan dan pertumbuhan anak. Program parenting sangat membantu sekolah terutama dalam aspek pendidikan karakter.
Learning at home, juga tidak kalah pentingnya. Kerjasama rumah dan sekolah diharapkan dapat menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif di rumah. Karena kebanyakan kenakalan remaja berawal ketika tidak betah tinggal di rumah. Collaboration with the Community juga tidak kalah penting, bagaimana masyarakat juga dilibatkan dalam membesarkan peserta didik dari TK hingga SMA.
Sehingga standard etika, sopan santun, dan toleransi dapat diserap dan dipraktekkan di lingkungan masyarakat. Ketika masyarakt ikut aktif dalam pengawasan pendidikan, saya yakin, kenakalan remaja akan dapat diturunkan dengan drastis.
Memang PR Rajo Jambi untuk mengembalikan kejayaan pendidikan di Jambi seperti era Universitas Candi Muaro Jambi terkesan sangat ambisius. Namun, ketika kita mempunyai mimpi yang tinggi, akan tetapi disertai rasa opimisme dan tawakal yang mantab, dan dilengkapi dengan kerjasama dari semua pihak, niscaya pemenuhan target bukanlah suatu hal yang muluk-muluk. Selamat bekerja Rajo Jambi dan jajarannya, kami rakyat Jambi siap membantu mengembalikan kejayaan Universitas Candi Muaro Jambi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H