Malang - Sekelompok peneliti dari Universitas Negeri Malang (UM) telah merilis pelatihan online baru bertema "BULLYING: Pencegahan, Penindakan, dan Advokasi Korban". Pelatihan ini dikembangkan untuk memberikan solusi konkret dalam mengatasi fenomena bullying yang marak terjadi, baik di lingkungan sekolah, tempat kerja, maupun dalam kehidupan sosial masyarakat.
Mei Rismawati, selaku ketua tim peneliti, menyampaikan bahwa pelatihan ini dilandasi oleh semangat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan suportif bagi semua orang. "Spirit utama dari pengembangan pelatihan online ini adalah untuk mencegah bullying dari berbagai aspek dan di berbagai konteks. Bullying bukan hanya persoalan individu, tapi merupakan isu sosial yang memerlukan perhatian serius, baik dari kalangan akademisi, praktisi, maupun masyarakat umum," jelas Mei.
Pelatihan ini terdiri dari puluhan video pembelajaran yang dirancang untuk mengedukasi peserta tentang strategi pencegahan, teknik penindakan terhadap pelaku, serta cara memberikan advokasi bagi korban bullying. Materi disusun dengan pendekatan praktis dan mudah dipahami, sehingga dapat diakses oleh berbagai kalangan, baik itu pendidik, orang tua, pekerja sosial, hingga masyarakat umum yang peduli terhadap isu ini.
Saat ini, pelatihan online tersebut telah tersedia di platform Udemy, sebuah platform global yang banyak digunakan untuk pembelajaran online. Namun, tim peneliti tidak berhenti di sana. Mereka berencana memperluas jangkauan pelatihan ini ke platform populer lainnya, sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa mendapatkan akses dan manfaat dari pelatihan ini.
Dengan tersedianya pelatihan ini, tim peneliti dari Universitas Negeri Malang berharap dapat mendorong peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap bahaya bullying, sekaligus memberikan panduan praktis untuk mencegah dan menangani kasus bullying secara efektif. "Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi individu yang merasa sendirian atau tidak berdaya menghadapi bullying. Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, inklusif, dan penuh empati," tutup Mei.
