[caption id="attachment_344675" align="alignnone" width="656" caption="Anggota TOY dan Kepanitiaan Acara #wonderfulindonesia#indonesiaonly"][/caption]
Perkenalkan…. Saya Diogi.
Pertanyaannya adalah “mengapa saya memperkenalkan diri” dan “mengapa saya ada untuk menulis artikel ini”. Jawaban dari pertanyaan pertama, Karena Saya adalah salah satu anggota dari komunitas Touch of Youth (TOY) yang baru berusia dua bulan lebih beberapa hari. Kami merupakan komunitas yang sadar akan keindahan daerah kami namun juga sadar akan pentingnya sebuah aksi untuk membuat mata dunia juga menyadari keindahaan itu. Jawaban dari pertanyaan kedua, karena saya ingin bercerita tentang pengalaman saya dan Komunitas TOYdalam perjuangan membuka mata dunia yang ternyata tidak lah mudah. Cerita inimerupakan cerita dari aksi pertama kami.
Sedangkan Pertanyaan tambahan, apa yang telah dan akan kami lakukan untuk daerah kami? Jawabanya akan berusaha saya jawab ditulisan ini.
Saya tinggal di Bengkulu, sebuah provinsi yang masih banyak orang salah mengenalnya. Banyak yang bilang provinsi kami ada di Sulawesi atau Kalimantan. Itu bukanlah salah kami, atau salah bapak kami. Tuhan sudah membatu dengan memperkenalkan provinsi kami sebagai kota gempa di tahun 2000 dan 2007 (semoga tidak akan diperkenalkan lagi dengan cara ini amin). Provinsi kami juga sedikit lebih terkenal oleh beberapa pejabat yang tertangkap jelas telah mengkorupsi duit rakyat disini. Kami malah tidak tahu harus bangga atau malah miris. Sepertinya jawaban kedua cukup menguatkan.
Atas inilah, Touch of Youth hadir. Paham kami adalah me-recreate, menambah nilai dan mempromosikan pariwisata dibengkulu. Mempromosikan wisata dari event yang dilakukan untuk menarik wisatawan local maupun international. Namun, apa yang dikatakan orang dengan “langkah awal memanglah haltersulit” itu benar adanya.
Program awal, kami mempunyai mimpi ingin membuat night market di kota tua Bengkulu. Seperti china town di Singapore dan Malaysia, atau old town di kota songklha, Thailand, dan pasar malam di Hongkong serta Taiwan. Hal ini dikarenakan Bengkulu memiliki kampung cina yang berdekatan dengan benteng terbesar ingris yaitu Fort Malborough, dekat juga degan kota tua yang pernah menjadi pusat perdagangan dizaman Belanda dan Inggris. Namun, sekarang perlahan lahan sudah tidak dikenal lagi.
Misi awal ini hanyalah ingin membuat bazar satu hari dilurusan jalan yang dikiri kanananya masih kental sekali dengan bangunan khas cina zaman dulu. Hal ini untuk menujukan kepada berbagai pihak agar kembali datang dan melihat kampung cina sebagai tempat yang masih bernilai untuk dikunjungi. Kami khawatir, Jika tidak melakukan sesuatu maka kampung cina hanya akan menjadi kampung yang dulunya pernah ada.
Saat ini satu persatu warga telah menjadikan tokonya sebagai gudang penyimapanan barang saja, warga chinese nya pun mulai berkurang. Belum lagi dimalam hari banyak remaja yang menjadikan tempat ini sebagai lokasi untuk melakukan hal hal buruk. Dalam pikiran kami, jika kegiatan kami dilakukan disini maka akan mudah untuk menyampaikan maksud kami dalam rangka mengambil dukungan untuk pembangunan kota tua Bengkulu. Sayangnya, mimpi itu tidak berlanjut. Terhenti saat pihak kelurahan mengatakan bahwa kampung cina belum siap untuk itu. Atas berat hati, terhenti tetaplah terhenti. Tempat ini batal menjadi target lokasi dimana acara ini akan dijalankan.
Opsi kedua dari pihak kelurahan kami dapat menggunakan badan jalan masih didekat kampung cina dan berhadapan lagsung dengan benteng Malborough. Ini masih menjadi tempat sempurna. Kami akan menggunakan badan jalan yang juga menjadi persimpangan masuk dari kampung cina itu sendiri. Okey. Fix. Semua telah terencana. Tim telah dibagi. Ada waktu satu bulan setengah untuk mengurusi semuanya, mengajukan legalitas (dimulai dari izin tempat, izin keramaian, izin pariwisata, dan izin izin lainya), mencari dana sponsor (untuk penyewaan tenda,pengadaaan listrik, pengadaan konsumsi, dan biaya lainya), mencari masa (promosi online, menyebar brosur, mengundang tamu, dan lain lain), dan seluruh aktivitas lain yang sempatmembuat kami lembur di satu minggu terakhir. Hal ini kami lakukan demi totalitas acara ini.
Adakalanya kami sangat bersemangat dengan ini, namun pernah disuatu titik disaat kami hanya saling lihat tidak yakin satu sama lain, terlebih melihat dari besarnya dana yang harus kami kumpulkan. Namun semua harus tetap berjalan. Waktu berganti dan berlalu, kami masih terus bertahan hingga akhir. Legalitas dan perizinan sudah didapat, dana sudah mencukupi, dekorasi sudah siap, semua undangan telah disebar dan peserta bazar telah terkumpullebih dari 80 produk siap dipromosikan. Sampai disaat semua rencana telah sempurna, hanya tinggal memori berkapasistas besar untuk foto yang akan kami ambil dihari acara berlangsung. Acara kami, acara pertama yang akan menjadi pemantik untuk menyulut perhatian banyak orang akan terselengagarakan.Acara ini kami namankan OLD TOWN MARKETING FESTIVAL. Konsep bazar unik di kawasan kota tua Bengkulu dengan berbagai aktivitas dari jam tiga sore sampai jam sepuluh malam. Oh , itu ucapan yang saya sebarkan sebagai leader di divisi marketing acara ini. Seribu orangmasa adalah target yang kami jaminkan ke tim lain. Optimis acara pasti akan indah. Nikmati saja, pikir saya.
H-1. Ini adalah hari jum’at tanggal 26 Desemeber 2014. Pagi pagi sekali saya terbangun sekitar pukul 02.00 dini hari. Pikiran saya gelisah, tidur tidak tenang. Semoga ini bukan pertanda apa apa pikir saya. Mencoba kembali untuk tidur, karena esok jam tujuh harus sudah dilokasi untuk persiapan semuanya. Pagi buta saya mendapatkan sms pengingat dari ketua panitia untuk segera datang kelokasi tepat waktu. Sesampai dilokasi, tenda untuk bazar dalam proses didirikan. Teman-teman yang lain sudah mengangkut dan berusaha mendirikan tenda-tenda sponsor. Semua optimis, semua semangat. Acara ini akan sukses. Semua bekerja, meskipun H-1 masih banyak yang harus dilakukan. Masih ada beberapa sponsor yang masih belum memberikan dana sonsor tunai nya, masih ada spanduk yang belum dicetak, masih ada peserta yang ingin mendaftar, semuanya diurus hari itu juga.Tim telah dibagi. Semuanya masih lancar, pekerjaan terkendali. Hingga suatu saaat, Permulaan akan kekacauan besar dimulai.
Saya tidak terlalu ingan mungkin pada jam 10.00 wib ada beberapa orang datang bersergam polisi. Ternyata merka adalah pihak polres yang datang dan berbicara “Bubarkan tempat ini, tidak ada tenda yang dipasang sampai saya mengizinkan”. Saya masih ingat sekali, bagaimana ekspresi teman teman perempuan mendengar itu. Tidak lama setelah itu satu pleton anggota kepolisian polres kota Bengkulu tiba. Semua terjadi begitu tiba-tiba sungguh tiba tiba, sampai sampai kami tidak lagi sadar kapan pihak wartawan datang dan meliput semuanya. Semua terhenti untuk sementara. Tenda yang telah terpasang - setengah dari total tenda bazar - semua harus dilepas ulang, acara yang telah kami rancang dengan kerja keras ini terancam batal.
Setelah diskusi yang cukup panjang, diketahui bahwa jalur perizinan kami masih belum benar. Terjadi kesalahan komunikasi saat melakukan perizinan di dinas perhubungan dan pihak polres. Ditambah lagi peraturan baru saat menjelang tahun baru tidak boleh sedikit pun acara dilakukan diarea itu dengan menggunakan badan jalan. Atas itu, kami harus melakukan perizinan dari awal disaat H-1. Dengan satu syarat, acara haruslah dipindahkan ke area parkiran benteng Fort Malborough yang cukup jauh dari atmosphere kota tua Bengkulu yang telah di-setting sebelumnya. Ini seperti pecahnya bisul di muka saat ingin berpidato. Apa yang kami bisa lakukan? Hanya satu pilihan. Minta izin beberapa menit untuk memecahkan bisul di toilet dan kembali ke podium untuk berpidato dengan kondisi yang lebih baik. Okey, kami terima tawaran itu. Acara akan tetap berjalan.
Maaf sebelumnya bukan bermaksud untuk mengeluh. Namun tidak bisa dipungkiri sedikit rasa penyesalan itu ada. Terfikir disaat rasa lelah itu datang “apakah sesulit ini untuk membuka mata masyarakat agar peduli dengan kota tua Bengkulu dan menghadirkan tempat wisata baru” bagaimana dengan membuka mata international, membuka mata pihak kelurahaan saja cukup sulit. Tapi kami akan tetap berusaha hingga akhir.
Jangan dikira permasalahan selesai setelah izin didapatkan kembali secara resmi.Hanya saja, saya tidak mampu menuliskanya satu persatu ditulisan ini. Setiap permasalahan akan menimbukan cerita sendiri. Sebut saja permasalahan tenda yang meminta dana tambahan atas dibongkarnya tenda yang sudah terpasang, perizinan dan dana tambahan untuk penggunaan lokasi baru, dan yang terparah tersebarlusnya berita ditelevisi local bahwa acara kami dibubarkan, semua pihak bertanya dan mendapatkan informasi bahwa OLD TOWN MARKETING FESTIVAL batal dilaksanakan, dan parahnya berita itu disebarluaskan oleh mediapartner kami sendiri. Jujur satu hari itu merupakan hari terpanjang dengan puluhan masalah besar dalam hidup saya. Sekali lagi,apakah kami menyerah? Say sorry for give up.
Sabtu 27 desember 2014. Inilah hari pembuktian. Kami telah banyak berjuang, hari inilah pembalasnya. Bendera warna warni khas festival telah dipasang, satu persatu peralatan dekorasi telah digunakan. Semuanya menyusul dengan sempurna, pengisi bazar, sound acara dan komunitas yang ikut bergabung. Hingga satu jam terakhir tepat pukul 14.00 wib masih banyak pedagang yang belum datang, dan pengunjung masih sedikit sekali. Dan ditambah lagi angin badai yang siap membesar kapan saja. Namun, itulah TUHAN yang telah merancang semuanya. Tidak ada yang diluar ketentuan-Nya. Sesaat setelah pembukaaan digelar ribuan masa yang tidak tahu datang nya dari mana membludak hingga lokasi area bazar sulit untuk dilalui. Hanya sebutan Alhamdulliah untuk itu. Tuhan yang sempurna. Saya, dan semua tim saling berbisisik “kita berhasil” “kami berhasil”, “semua berhasil”. Ratusan tanda tangan dukungan pembanguan kota tua pun kami dapatkan, acara kami berjalan sempurna. Sekali lagi saya berbisik dalam hati, “kami berhasil”.
Okeh, ini adalah cerita awal saya dan teman. Perjuangan untuk menghadirkan tujuan wisata baru dengan banyak pengorbanan. Meskipun hanya untuk satu hari, ini telah menjadi awal yang baik. Saat ini Touch of Youth msih memiliki 18 program lagi yang akan dijalankan segera. Ini langkah awal, the beginning is always the hardest. Namun, saya dan Touch of Youth akan terus melangkah dan menyentuh tempat tempat lain agar setiap orang dapat melihat keindahan yang memang harus dilihat. Sekedar informasi, disaat acara ini berlangsung.Ada komunitas lain dan owner dari agen wisata yang tertarik dengan program kami untuk membangun kembali kota tua Bengkulu sebagai objek wisata. Meskipun mata pemerintah dan masyrakat belum kami buka semuanya, sepertinya diskusi dan berjuang bersama akan lebih mudah. Perjuangan akan terus berlanjut.
Berikut hasil foto dari acara OLD TOWN MARKETING yang telah dilaksanakan.
[caption id="attachment_344676" align="alignnone" width="665" caption="Kondisi bazar sesaat setelah pembukaan #indonesiaonly #wondefulindonesia #voluntourism"]
[caption id="attachment_344678" align="alignnone" width="644" caption="Ramainya pengunjung secara tiba-tiba #voluntourism #wonderfulindonesia #indonesiaonly"]
[caption id="attachment_344679" align="alignnone" width="647" caption="Penampilan Cosplay Bengkulu untuk menarik perhatian pengunjung #wonderfulindonesia #indonesiaonly #voluntourism"]
[caption id="attachment_344681" align="alignnone" width="648" caption="Foto acara diambil dari atas benteng Fort Malborough peninggalan Inggris #indonesiaonly #wondefulindonesia"]
[caption id="attachment_344686" align="alignnone" width="657" caption="Pengunjung yang sedang memberikan tanda tangan dukungan pembangunan kota tua Bengkulu. #indonesiaonly #wonderfulindonesia #voluntourism"]
Lantas apa yang akan kami lakukan selanjutnya?
Apa yang akan kami lakukan masih tetapsama. Menggunakan komunitas sebagai penunjang dari aksi-aksi kami. Kami ingin mempublikasikan setiap aksi kami dan menarik perhatian dunia untuk datang dan terlibat langsung disetiap aksi kami. Mungkin ini terdengar berlebihan, ini adalah mimpi besar kami. Mimpi yang akan kami coba untuk mewujudkanya. Secara khusus, kami ingin Bengkulu menjadi destinasi wisata yang tidak hanya sekedar menawarkan keindahan alam, tetapi juga penuh dengan aktivitas menarik. Kami masih memiliki pantai yang sangat panjang seperti mengelilingi ibu kota provinsi, memiliki fort malborough yang begitu gagah, mempunyai rumah unik peninggalan presiden pertama Indonesia Soekarno, Memiliki berbagai makanan khas yang mungkin tidak ada ditempat lain, serta semua hal bernilai yang tidak bisa saya sebut satu persatu. Tugas kamipun masih tetap sama, memperkenalkanya kepada dunia. Kami akan terus melakukan aksi dengan mengajak masyrakat untuk ikut dalam berbagai aktivitas yang akan kami lakukan disetiap tempat wisata yang kami punyai. Membuat kesadaran baru bahwa setiapobjek wisata bisa dinikmati dengan berbagai acara menarik yang berkualitas. Bukan sekedar untuk dikunjungi. Perancangan aktivitas inilah yang akan menjadi keunikan dari aksi komunitas ini. Kami akan terus berusaha hingga akhir. Dan betapa indahnya ketika seluruh kegiatan yang telah kami lakukan akan ter ekspose sebagai salah hal yang wajib dikunjungi di Indonesia terlebih bila dipsoting langsung di http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia. Itu akan memberikan nilai berharga untuk kami. Kami akan berusaha untuk itu. Dan juga, Kami tidak akan berhenti melakukan aksi kami sebelum dunia benar benar tahu bahwa Bengkulu merupakan salah satu pilihan utama untuk dikunjungi.
Salam sentuh lima jari TOY dari kami di Bengkulu.
[caption id="attachment_344683" align="alignnone" width="660" caption="salam TOY #indonesiaonly #wonderfulindonesia #voluntourism"]
Namun, pertanyaan terakhir, dimanakah provinsi Bengkulu berada?
Temukan jawaban kalian di instagram @touchofyouth.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H