Ketika kalbu tak sama dengan angan
Hati berpacu pada perasaan
Tapi angan mencoba menunjukkan
Dengan apa kita melangkahÂ
Dengan siapa kita berjalan
Apakah ini yang dikatakan bimbang ?
Ketika hati tak sama dengan perasaanÂ
Ketika perasaan berdiri diantara dua pilihan
Sekadar harapan yang ku dapat dari mimpi
Seperti semua yang aku alami
Tak tahu apa yang akan terjadi
Dengan semua kebimbangan ini
Pilihan yang berawal di bawah kendali
Menjadi di atas kendali
Karena adanya ketidakyakinan dalam diri
Sekali lagi ku bertanya pada hati
Kurang apa diri ini
Sampai harus beranjak pergi
Meninggalkan dikau sendiri
Lemas
Malas
Samar
Pudar
Kenapa?
Karena aku sedang tidak ingin bertoleransi
Dengan perebedaan arah hati
Apalagi tentang kebimbangan ini
Aneh
Kenapa hatiku gundah dan tak berarah
Sampai perasaan ingin marah
Jadi, sampai mana akhirnya gundah ini akan mengarah
Aduh.
Jangan terburu-buruÂ
Sampai senyumnya berporos candu
Hingga tutur kataku terlampau keluh
Gundah pasti akan berlalu
Pada akhirnya
Aku sang pemburu senyum yang halu
Dengan gundah yang enggan berlalu
Selalu dan akan terus begitu.
by Dio Firmansyah
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Nomor Induk Mahasiswa 2440023014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H