Mohon tunggu...
Diode Electra
Diode Electra Mohon Tunggu... lainnya -

apaaa ya,... buka fb ajja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Indonesia, Semua Bebas Bicara

17 April 2016   10:00 Diperbarui: 17 April 2016   11:48 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali mengulas postingan seeorang dokter mengenai opini BPK yang merupakan hasil MENCOCOKKAN tadi, setelah penulis amati, ternyata banyak follower sang dokter yang ikut berkomentar tanpa paham permasalahan yang ada. Kemudian terjadilah suudzon masal. Tentu saja hal ini menjadi keresahan, kegelian, dan tertawaan teman-teman yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. 

[caption caption="status sang dokter bikin ketawa-ketiwi anak akuntansi"]

[/caption]

Apa jadinya jika sang dokter dan rumah sakit tempatnya bekerja tadi diminta klarifikasi oleh BPK atas status sang dokter di media sosial tersebut, ya? Coba tolong BPK sekali-kali melakukan tuntutan hukum pada pihak asbun di luar sana. 

Melalui sedikit contoh dan ulasan di atas, saya harap pembaca semua dapat memahami, bahwa berpendapat tentang sesuatu yang tidak kita kuasai merupakan suatu kejahatan yang mengerikan (iyalah, bisa jadi suudzon dan fitnah kan? Ingat, fitnah itu lebih kejam daripada membunuh). Jadi ada baiknya, sebelum kita asbun dan sotoy (saya suka mandi pake asbun dan makan sotoy betawi juga sih), ada baiknya dipikir terlebih dahulu kira-kira apa konsekuensi yang kita dapat. Beruntung sang professor hanya perlu mengklarifikasi tulisannya, beruntung sang dokter hanya jadi bahan tertawaan para akuntan dan auditor, tetapi terhadap konsekuensinya di akhirat (atas fitnah tersebut), apakah kita masih bisa katakan mereka beruntung?

Mari kita berpendapat dengan lebih smart. Nowadays democracy is free, but it is not free of consequences.

 

 

Terdapat beberapa jenis manusia di dunia ini, diantaranya :

orang yang memang benar-benar tahu dan bersikap demikian.
orang yang tahu, tetapi pura-pura tidak tahu.
orang yang tidak tahu dan menyadari serta mengakui ketidaktahuannya.
orang yang tidak tahu, tetapi sok tahu, dan tidak tahu kalau dia tidak tahu, tapi ngotot seolah-olah dia adalah pemimpin negara api.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun