Masa keruntuhan Kerajaan Mataram sebenarnya mulai terlihat sejak kegagalannya mengusir VOC dari Batavia. Tapi keruntuhan tersebut terlihat jelas ketika Amangkurat I memindahkan lokasi keraton ke Plered di tahun 1647. Di masa pemerintahan Amangkurat I, Kesultanan Mataram sering mengalami pemberontakan. Pemberontakan terbesar yang dipimpin oleh Trunajaya akhirnya memaksa Amangkurat I untuk berkoalisi dengan VOC. Pengganti Amangkurat I, yakni Amangkurat II juga kurang disukai oleh kalangan istana karena begitu tunduk oleh VOC. Hal ini memicu pemberontakan yang memaksa keraton dipindahkan ke Kartasura karena keraton yang lama dianggap sudah tercemar. Setelah Amangkurat II wafat, kekuasaan diturunkan ke Amangkurat III, Amangkurat IV dan Pakubuwana II. Tak seperti pendahulunya yang tunduk pada VOC, Amangkurat III tak tunduk pada VOC. Hal ini membuat VOC geram dan menobatkan Pakubuwana I sebagai raja. Adanya dua orang raja memicu perpecahan internal di kalangan keraton. Amangkurat III kemudian melakukan pemberontakan dan ditangkap di Batavia. Kekacauan politik baru bisa diredakan pada masa Pakubuwana III yang membagi wilayah Mataram menjadi dua yakni Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Sisa-sisa kejayaan Kerajaan Mataram Islam masih bisa kita saksikan sampai saat ini. Beberapa peninggalan tersebut diantaranya sebagai berikut :
- Pasar Kotagede
Tata kota kerajaan di Jawa umumnya memposisikan keraton, pasar dan alun-alun menurut poros utara --selatan, seperti pasar Kotagede ini. Pasar tradisional tersebut sudah ada sejak zaman Panembahan Senopati sampai sekarang. Pasar Kotagede terletak di Jl. Mentaok Raya, Purbayan, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Fungsi dari Pasar Kotagede adalah sebagai tempat jual beli barang maupun bahan, dan fungsinya pun masih sama seperti fungsinya pada zaman dulu, namun sekarang Pasar Kotagede juga dapat digunakan sebagai objek wisata, sama seperti peninggalan-peninggalan kerajaan lainnya. Dengan adanya Pasar Kotagede, ekonomi Indonesia akan meningkat, karena ini adalah objek wisata dan juga tempat jual beli. Pasar ini juga menerima semua menjadi pengunjungnya, jadi pasar ini menjunjung sila kedua dalam pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Di hari pasaran dalam kalender Jawa seperti hari legi, pasar ini ramai oleh pengunjung, pembeli maupun barang dagangan.
- Kompleks Makam Pendiri Kerajaan Imogiri
Kompleks makam Imogiri merupakan kompleks makam para pendiri Kerajaan Mataram Islam yang dikelilingi oleh tembok yang tinggi dan kokoh. Makam ini dijaga oleh beberapa abdi dalem berbusana adat Jawa selama 24 jam penuh. Gapura makam memiliki arsitektur gaya Hindu dengan pintu kayu tebal yang dihiasi ukiran indah.
Refleksi
- Dengan mengenal Warisan budaya secara mendalam dan benar, maka kita juga akan mengenal nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dan hal itu akan membuat kita mengenal Indonesia lebih dalam lagi sebagai negara persatuan.
- Seperti yang telah ditulis di Alkitab, Allah memerintahkan Manusia untuk menaklukkan Bumi, dan segala isinya. Maka dari sanalah terbentuk kerajaan-kerajaan dan pemimpin-pemimpin Yang berbeda-beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H