Mohon tunggu...
Dio Rizky
Dio Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Gelar Baru, Sarjana GPT!

21 Mei 2023   19:54 Diperbarui: 22 Mei 2023   18:35 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yooo, siapa yang tidak tau ChatGPT? Kecerdasan buatan yang mampu berkomunikasi dengan pengguna lewat media chat. yaa, ni bukan lagi jadi hal ynag asing buat kita. apalagi untuk mahasiswa, mungkin sudah berteman baik, atau bahkan menjadi bestie ChatGPT. 

Gimana enggak, dia bisa bantu nyelesaiin tugas-tugasmu yang menggunung itu dalam sekejap. karena oenasaran, Aku pernah bereksperimen minta tolong ke ChatGPT untuk buatin artikel yang akan dimuat di Kompasiana, hasilnya WOW. 

Artikel yang berjumlah sekitar 600 kata bisa diselesaiin dalam waktu yang singkat, tinggal duduk diam dan BOOM! jadi satu konten artikel utuh. Tetapi, apakah konten itu aku muat di Kompasiana? tentu saja tidak, selain melanggar etika, itu merupakan salah satu bentuk penghinaan ke penulis-penulis yang pure membuat konten dengan kemampuannya sendiri.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Memang mengejutkan hasilnya, setelah kubaca, yaa keliatan seperti karya tulis manusia. tetapi setelah kucoba beberapa kali, aku nemu nih kelemahannya, yaitu format artikel dan gaya penulisannya. jadi, apa ChatGPT ini bisa menggantikan tugas penulis?

Dengan adanya perkembangan teknologi seperti ini, seharusnya pola pikir kita juga ikut berkembang berdampingan. ChatGPT bisa sangat powerfull apabila kita bisa menggunakannya dengan bijak, kita bisa menjadikannya sebagai asisten dan pendamping kita dalam menyelesaikan pekerjaan, bukan malah kita yang dituntun oleh kecerdasan buatan ini. aku sempat bertanya kepada temanku yang berprofesi sebagai Copywriter dan programmer, dia bilang bahwa ChatGPT memang bisa membantunya dalam menyelesaikan pekerjaan secara singkat, tetapi bukan berarti menyerahkan seluruh pekerjaan dan tanggungjawab kita kepada ChatGPT. 

Setelah mendapatkan beberapa pelajaran darinya, aku mulai menerapkan apa pelajaran yang kudapat, salah satunya adalah menjadikan ChatGPT sebagai asisten dalam mennulis artikel ini, poin-poin dari artikel ini dibuat oleh kemampuan ChatGPT, dan aku

 disini hanya memperluas pembahasan poin tersebut.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Berbicara tentang etika, ada beberapa etika penulisan yang harus kita perhatikan dalam penggunaan ChatGPT, berikut diantaranya: 

Menurutku, etika penggunaan ChatGPT sangat penting untuk dipertimbangkan. Berikut beberapa poin yang bisa menjadi pertimbangan dalam hal ini:


1. Jangan menggantikan usaha dan kerja keras

Penggunaan ChatGPT sebaiknya tidak menggantikan usaha dan kerja keras mahasiswa dalam memahami materi dan mengerjakan tugas. ChatGPT seharusnya digunakan sebagai alat bantu atau referensi tambahan, bukan sebagai pengganti upaya pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun