Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat. Bagi umat Muslim, bulan Ramadhan adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu. Selain sebagai bulan yang penuh dengan keberkahan dan ampunan, bulan Ramadhan juga menjadi ajang untuk meningkatkan kualitas spiritual seseorang.Â
Meski demikian, tidak sedikit mahasiswa yang harus bekerja di bulan puasa. Salah satu contohnya adalah Erik, mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) yang bekerja di restoran cepat saji, Midnight Rush.
Erik menjelaskan bahwa ia memilih untuk bekerja di Midnight Rush karena ingin mencari pengalaman kerja yang baru. Ia juga ingin mencoba tantangan baru di tempat kerja tersebut, terlebih lagi di bulan puasa yang penuh dengan cobaan. Ia menyadari bahwa bekerja di bulan Ramadhan memang tidak mudah, tetapi ia merasa sangat bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
"Saya merasa bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan di Midnight Rush. Selain tempatnya strategis, saya juga bisa belajar banyak hal baru tentang cara berkomunikasi dengan pelanggan, membuat menu, dan memasak makanan," ungkap Erik saat diwawancarai.
Meski bekerja di bulan puasa bukanlah hal yang mudah, Erik tetap berusaha untuk tetap semangat dan menjalankan ibadah puasanya dengan baik. Ia berusaha untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan ibadah, dengan mengatur waktu dan memperhatikan asupan makanan yang cukup saat berbuka puasa.
"Meski saya bekerja di bulan puasa, saya tetap berusaha untuk menjaga kualitas ibadah saya. Saya berusaha untuk menjalankan puasa dengan baik, mengatur waktu dengan bijak, dan memperhatikan asupan makanan yang cukup saat berbuka puasa. Meski lelah dan capek, saya tetap berusaha untuk tetap semangat dalam bekerja," ungkap Erik.
Erik juga menambahkan bahwa bekerja di bulan Ramadhan memberikan banyak pelajaran berharga baginya. Ia belajar untuk bisa mengendalikan diri, sabar, dan menghargai waktu. Ia juga merasa terbantu karena adanya waktu istirahat di tengah malam sehingga bisa istirahat sejenak sebelum melanjutkan pekerjaan kembali.
"Bekerja di bulan Ramadhan memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya. Saya belajar untuk bisa mengendalikan diri, sabar, dan menghargai waktu. Saya juga merasa terbantu karena adanya waktu istirahat di tengah malam sehingga bisa istirahat sejenak sebelum melanjutkan pekerjaan kembali," tutup Erik.
Dalam kesibukan bekerja di bulan puasa, Erik masih bisa memperoleh pelajaran dan pengalaman berharga. Hal ini menunjukkan bahwa dengan niat yang kuat dan semangat yang tinggi, segala tantangan bisa dihadapi dengan baik, termasuk bekerja di bulan suci Ramadhan.
Kerja keras dan semangat yang kuat memang diperlukan untuk bisa bekerja di bulan Ramadhan. Namun, tidak semua orang bisa menghadapi tantangan tersebut dengan baik. Ada beberapa mahasiswa yang merasa kesulitan dalam mengatur waktu antara bekerja dan menjalankan ibadah puasa. Beberapa di antaranya bahkan memilih untuk cuti sementara dari pekerjaan agar bisa lebih fokus dalam menjalankan ibadah puasa.