Sudah menjadi rahasia umum bahwa sejak lama, manusia telah mengejar kekuasaan, dominasi, dan kontrol atas bumi dan segala isinya. Mereka membangun negara, berperang demi kepentingan pribadi dan kelompok, dan memajukan teknologi dengan harapan dapat menguasai alam. Tetapi apakah itu benar-benar menghasilkan kedamaian dan kesejahteraan?
Sekarang kita dihadapkan dengan fenomena baru dalam dunia fiksi dari anime Attack on Titan yang menyebutkan "Rumbling Eren Yeager". Ini adalah aksi drastis yang dilakukan oleh tokoh protagonis dalam seri anime Attack on Titan, yaitu Eren Yeager, yang menghancurkan hampir seluruh umat manusia yang ada di luar tembok Eldia dengan menggunakan kekuatan TItan Raksasa.
Eren Yeager melakukan Rumbling karena ia memiliki niat untuk melindungi bangsanya, Eldia, dari ancaman luar yang berasal dari bangsa Marley dan para Titan Raksasa. Eren merasa bahwa rakyat Eldia selalu menjadi sasaran diskriminasi dan penganiayaan, dan ia ingin membebaskan mereka dari segala bentuk penindasan yang dihadapi.
Selain itu, Eren merasa bahwa cara-cara yang telah digunakan sebelumnya untuk melindungi Eldia, seperti bersembunyi di balik tembok atau menggunakan kekuatan Titan, tidak cukup kuat untuk mengatasi ancaman yang semakin meningkat. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menggunakan kekuatan Rumbling, yaitu kemampuannya untuk menggerakkan para Titan Raksasa di dalam tembok Eldia untuk menghancurkan seluruh umat manusia di luar tembok Eldia, sehingga bangsanya dapat hidup dengan aman dan merdeka.
Namun, tindakan Eren ini sangat kontroversial dan menjadi perdebatan di antara para penggemar Attack on Titan. Banyak yang menentang tindakan Rumbling Eren karena dampak yang ditimbulkan sangat besar dan mengorbankan banyak nyawa manusia yang tidak bersalah di luar tembok Eldia. Sementara itu, beberapa penggemar percaya bahwa tindakan ini merupakan satu-satunya cara untuk melindungi bangsa Eldia dan membebaskan mereka dari penindasan yang telah lama terjadi.
Rumbling dalam cerita Attack on Titan memiliki kesamaan dengan genosida karena keduanya melibatkan penghancuran atau pembantaian massal terhadap sekelompok orang atau masyarakat tertentu. Dalam kasus Rumbling, Eren Yeager menggunakan kekuatan Titan untuk menggerakkan para Titan Raksasa di bawah tanah untuk menghancurkan seluruh umat manusia di luar tembok Eldia. Ini berarti bahwa semua orang yang tidak berasal dari bangsa Eldia, termasuk anak-anak dan wanita, akan mati dalam proses rumbling tersebut.
Sementara itu, genosida mengacu pada tindakan pemerintah atau kelompok tertentu untuk menghancurkan seluruh atau sebagian dari suatu kelompok etnis, agama, atau budaya tertentu. Seperti Rumbling, genosida juga melibatkan pembantaian massal terhadap sekelompok orang yang dianggap sebagai ancaman atau musuh.
Keduanya juga memberikan dampak yang sangat besar dan memilukan bagi kelompok yang menjadi korban. Dalam kasus Rumbling, keluarga dan teman-teman dari para karakter utama dalam anime Attack on Titan, seperti Mikasa dan Armin, menjadi korban dari penghancuran massal ini. Sementara itu, genosida seperti Holocaust dan genosida Rwanda juga mengakibatkan ribuan bahkan jutaan korban jiwa dan trauma yang sangat besar bagi kelompok yang selamat.
Kesamaan lain antara Rumbling dan genosida adalah mereka memicu perdebatan moral yang kompleks tentang penggunaan kekerasan dalam menghadapi konflik atau masalah sosial-politik. Dalam kedua kasus, tindakan ini dianggap kontroversial karena melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan menyebabkan penderitaan yang tidak perlu.
Dalam pandangan saya, aksi tersebut jelas merupakan tindakan yang tidak bermoral dan harus dikutuk. Banyak penggemar mungkin menganggap Eren sebagai pahlawan yang mengorbankan segalanya untuk melindungi teman-temannya dan bangsanya. Namun, saya berpendapat bahwa itu bukanlah alasan yang cukup kuat untuk melakukan kejahatan sedemikian besar.
Alasan pertama, Eren telah mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan dampaknya secara menyeluruh. Dia tidak memikirkan kelangsungan hidup umat manusia yang tinggal di luar tembok Eldia. Dia juga tidak mempertimbangkan bahwa aksi Rumbling-nya akan menghancurkan lingkungan alamiah dan menciptakan bencana ekologi yang besar.
Kedua, tindakan Eren sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mendorong kita untuk menghargai dan memelihara kehidupan. Tindakan yang dilakukannya dengan menghancurkan negara-negara dan menghilangkan masyarakat yang tidak bersalah, jelas melanggar prinsip dasar keadilan dan moral.
Terakhir, Eren seharusnya mencari solusi alternatif untuk mengatasi konflik antara bangsa-bangsa. Sebagai pemegang kekuatan titan perintis, dia harus mampu mencari cara yang lebih baik untuk menyelesaikan konflik daripada melakukan tindakan ekstrem seperti Rumbling, yang mengakibatkan banyak orang tak berdosa menanggung akibatnya.
 Rumbling oleh Eren Yeager harus menjadi pengingat bagi kita bahwa kekuasaan dan dominasi bukanlah jawaban atas konflik atau masalah yang dihadapi. Kita harus mencari solusi yang lebih baik dan manusiawi untuk mencapai perdamaian sejati dan keadilan bagi semua orang dan planet yang kita tinggali.
Bagaimana pendapat kalian? Apakah kalian tim yang menolak rumbling, atau Yeagerist?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H