Mohon tunggu...
Didin Zainudin
Didin Zainudin Mohon Tunggu... Freelancer - Didin manusia biasa yang maunya berkarya yang gak biasa.

mencoba memberi manfaat dan inspirasi bagi kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartun Mengentaskan Kemiskinan

10 Agustus 2024   09:29 Diperbarui: 10 Agustus 2024   09:38 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.vecteezy.com/photo

Kebetulan tokoh kartunnya, memang bunder-bunder. Lucu dan menggemaskan. Blunder ini tidak hanya terkenal di koran daerah, bahkan juga di tingkat nasional bahkan internasional. Buat yang memiliki rubrik khusus di koran harian, tentu saja honornya lebih tinggi. Karena dalam seminggu muncul 6 kartun strip. Jadi sebulan bisa dapat honor yang cukup lumayan.

Saya waktu itu dapat honor 120.000 sebulan dari koran Wawasan. Jumlah yang cukup besar. Bisa untuk bayar uang semesteran untuk kuliah saya. Pada tahun segitu, biaya kost per bulan hanya 20 ribu. Makan cukup dengan lauk yang lumayan cukup 500 -- 600 rupiah. Jadi sesungguhnya saya bisa hidup hanya dengan mengartun. 

Jumlah segitu kadang masih dapat lagi dari koran lain kalau kartun saya dimuat. Saat itu media-media di Jakarta jika mengirim honor mereka menggunakan wessel. Alangkah senangnya bila ada pak pos datang tidak membawa surat tapi membawa Wessel, honor dari koran Jakarta.

Kartunis akhirnya banyak dijadikan profesi. Tempat menggali rejeki. Beberapa kartunis yang menjadikan kartun sebagai ladang hidupnya adalah; Mas Itos Budi Santoso. Beliau sangat agresif dalam mengartun. 

Jumlah karya kartunnya sudah tak terhitung. Setiap hari beliau mengartun. Setiap hari dia mengirimkan kartun ke beberapa media. Sehingga dalam seminggu beliau selalu mendapatkan honor dari berbagai media. 

Ramli juga demikian, dengan kartun strip Blunder nya. Yang tidak kalah fenomenal adalah kartunis Jitet Kustana. Berawal dari memenangkan lomba kartun tingkat nasional yang hadiahnya cukup besar, Jitet akhirnya merambah ke festival-festival kartun tingkat dunia. 

Disini hadiah yang didapat nilainya berkali lipat dari yang tingkat nasional. Sudah ratusan kali Jitet memenangkan kompetisi kartun tingkat dunia. Ratusan bahkan ribuan US dollar sudah dia kantongi. Disinilah peran kartun dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sudah banyak kartunis yang terbantu hidupnya berkat me-ngartun.  

Prestasi kartunis-kartunis diatas menginspirasi kartunis-kartunis baru, untuk berbuat yang sama. Mereka terdorong untuk berlomba-lomba berkarya, dan berkiparh di dunia kartun. Dunia kartun mulai sangat seksi dan menarik banyak perhatian. Publik pun mulai terbiasa dan suka dengan kartun.

Mas Yeha sebagai founder Secac, sekaligus bapak kartun Indonesia, memiliki peran besar, dalam membesarkan dunia kartun. Beliaulah yang secara agresif mendorong para kartunis untuk terus berkarya dengan baik. 

Menjaga kualitas kelucuannya. Beliau pula yang beberapa kali menggagas pameran-pameran kartun. Baik tingkat daerah maupun nasional. Bahkan dia juga mendorong beberapa kartunis yang mulai mapan karyanya untuk mengadakan pameran kartun tunggal. 

Sponsor-sponsor dari perusahaan juga mulai berdatangan. Selain kerjasama dengan perusahaan-perusahaan media, jamu Jago, dan beberapa brand lain, juga menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Nama Secac, nama kartunis, dan nama dunia kartun mulai berkibar, bahkan di kancah nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun