Mohon tunggu...
Didin Zainudin
Didin Zainudin Mohon Tunggu... Freelancer - Didin manusia biasa yang maunya berkarya yang gak biasa.

mencoba memberi manfaat dan inspirasi bagi kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Ndilalah dan Ilahiah

3 Agustus 2024   16:36 Diperbarui: 3 Agustus 2024   16:44 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ndilalah adalah istilah/ungkapan dalam bahasa Jawa yang menggambarkan sebuah kebetulan yang datang tepat, ketika dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menghadapi situasi yang tidak terduga. Kadang-kadang ketika kita berada dalam keadaan terdesak, tidak tahu harus bagaimana, tiba-tiba ada bantuan datang yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Ndilalah bahkan bisa sebuah peristiwa yang membawa keberuntungan bagi kita, bisa juga peristiwa yang tidak menguntungkan. Karena ndilalah itu bener-bener "kersaning gusti Allah". Kehendaknya Tuhan.

Banyak peristiwa yang melibatkan "ndilalah". Saya pernah membawa mobil di gang sempit di daerah pasar minggu, pas mau putar balik, salah satu ban mobil  depan saya, terperosok ke dalam selokan. Keadaan sudah malam dan gerimis. Suasana sepi. Tidak ada orang satupun yang nongkrong di depan rumah atau orang yang lewat buat dimintain tolong. 

Eh, ndilalah muncul 4 pria pekerja bangunan yang mau pulang ke kost an nya. Mereka berbadan tegap, layaknya body tukang bangunan dari daerah. Mereka tanpa saya minta langsung memberi pertolongan ke saya. Dalam waktu sekejap, ban mobil saya bisa keluar dari selokan. Dan bisa kembali berjalan normal kembali. Bahkan mereka memastikan saya bisa keluar dari gang tersebut dengan aman.

Pernah juga, ibu saya ketika akan menjual emasnya buat biaya kuliah kakak. Ibu yang minta diboncengin motor kakak, kebetulan motornya ngadat. Sudah lima belas menitan kakak saya men-stater motor nya tapi gak ada bunyi. Ada bunyi sedikit, mati lagi. Kakak sudah berusaha membersihkan busi, mengamplas, dan meniup-niup businya. Motor cuma nyala beberapa detik, kemudian mati lagi. Kakak sudah keringatan dia sudah kehilangan akal. 

Ditengok tangki bensin masih cukup. Ibu juga sudah hampir kehilangan kesabarannya, dia hendak keluar dari halaman rumah, buat nyari becak aja. Eh, ndilalah ada tamu, adiknya bapak (adik iparnya ibu), datang bawa motor. 

Tentu saja ibu nggak mau memanfaatkan tamu buat nganterin dia. Beda kepentingan masalahnya. Setelah ngobrol basa basi, eh, ndilalah nya lagi ternyata adiknya bapak ini mau bayar hutang nya dia ke almarhum bapak yang sudah 2 tahun. Dia minta maaf baru bisa bayar sekarang. Nilainya itu lho, ndilalah sama persis dengan biaya kuliah kakak yang sedang ibu usahakan. Ibu hampir nangis, nerima uang dari adik iparnya. Gusti Allah seperti tahu kebutuhan ibu, dikasih pas last minute banget. Lha kok tadi ndilalahnya, motornya kakak itu mogok. Coba kalau langsung jreng motornya, kan gak bakal ketemu ibu.     

Konsep ndilalah ini membawa kita pada pemahaman yang lebih mendalam tentang peran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Jika kita hubung-hubungkan dengan ketuhanan, sepertinya ada kaitannya dengan lillah atau ilahiah. Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Ndilalah sebenarnya tidak pernah terjadi tanpa campur tangan Tuhan. Setiap kejadian, besar atau kecil, selalu berada dalam rencana dan kehendak-Nya. Pertolongan yang di luar rencana, sudah pasti bukan rencana manusia. Tapi memang kehendak Tuhan.

Dalam agama Islam, keyakinan ini sering diungkapkan dengan istilah "qadar" atau takdir. Kita diajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita sudah ditentukan oleh Allah. Namun, sebagai manusia, kita tetap diberi kebebasan untuk berusaha dan berdoa. Ketika kita melakukan usaha terbaik dan menghadapi kesulitan, dan tiba-tiba datang bantuan yang tidak diduga-duga, itulah yang disebut ndilalah.

Orang jawa mungkin menemukan istilah "ndilalah" ketika sudah berinteraksi dengan Islam. Ketika Islam masuk ke tanah jawa oleh wali songo. Diperkirakan "ndilalah" itu kata serapan dari ilahiah. Ajaran Sunan Kalijogo sering kali, membumikan dan menyederhanakan istilah dalam islam/arab, supaya lebih dekat dengan masyarakat jawa saat itu. Bukan menjadi "istilah asing" di telinga kaum pribumi saat itu. 

Para wali ini, memaknai dan memberi kesadaran pada masyarakat, bahwa sebuah peristiwa kebetulan yang diluar perkiraan, diluar rencana manusia pastilah ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Ada takdir yang merubah semuanya itu. Ini juga sebagai bukti dari kehadiran dan kasih sayang Tuhan, pada hambanya. Makanya "ndilalah" sering disematkan pada peristiwa-peristiwa yang membawa kebaikan, yang memberi aura positif.

Pengalaman-pengalaman "ndilalah" ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan beriman. Dalam keadaan apapun, kita harus percaya bahwa Tuhan selalu bersama kita dan akan memberikan pertolongan di saat yang tepat. Keyakinan ini memberikan ketenangan dan kekuatan dalam menghadapi segala cobaan hidup.

Selain itu, "ndilalah" juga mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. Ketika kita melihat seseorang dalam kesulitan, mungkin itulah saatnya bagi kita untuk menjadi "ndilalah" bagi mereka. Dengan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, kita juga menjadi alat Tuhan untuk menyebarkan kasih dan kebaikan.

https://www.vecteezy.com/photo/
https://www.vecteezy.com/photo/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun