Mohon tunggu...
Didin Zainudin
Didin Zainudin Mohon Tunggu... Freelancer - Didin manusia biasa yang maunya berkarya yang gak biasa.

mencoba memberi manfaat dan inspirasi bagi kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasib Sopir Ibu-ibu Pengajian

1 Agustus 2024   08:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   08:06 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan hati-hati mobil saya belokkan ke kanan. Mobil berjalan dengan perlahan. Tiba-tiba bagian mobil sebelah kiri terperosok ke selokan. Saya hanya konsentrasi di sisi kanan. Ternyata di sisi kiri ada selokan, yang siap menyambut ban depan mobil saya. Mobil langsung oleng ke kiri. 

Saya langsung mengnjak rem. Saya panik. Tengok kiri kanan jalan. Gak ada orang. Sepi. Saya segera menarik rem tangan. Mesin mobil masih menyala, saya turun dari mobil. Saya melihat posisi ban kiri bagian depan yang sudah masuk ke selokan. Saya langsung berpikir keras. Gimana cara mengeluarkannya.

Saya periksa dongkrak di bagasi mobil. Untung ada dongkrak. Tapi gimana cara dongkraknya ya. Saya mengurungkan untuk mendongkrak mobil. Saya mencoba mengangkat sendiri bagian depan mobil. Tentu saja sia-sia.

Saya mulai melongok, kiri dan kanan, mencoba mencari pertolongan. Tak ada satupun orang di gang ini. Gerimis masih turun. Sepertinya melengkapi penderitaan ini. Saya menyesali, tadi kayak gak ikhlas mengantar ibu-ibu pengajian. Saya mengucap istighfar, sebagai bentuk penyesalan atas ketidak ikhlasan saya. 

Saya cuma bisa berusaha mengangkat ban, yang sepertinya percuma saja. Tiba-tiba ada 5 pria, mas-mas, yang sepertinya profesinya tukang. Karena beberapa membawa tas, ada nongol tangkai gergaji. "Kenapa mas mobilnya?" tanya salah satu tukang tersebut. "Kejeblos tadi mas, pas belok". 

Sepertinya pertanyaan yang basa-basi. Tanpa di komando mereka ramai-ramai mengangkat mbil saya. "Mas nya di mobil aja, saya angkat mobilnya, mas nya mundurin mobil". Saya dengan sigap masuk ke dalam mobil. Dan bersiap memundurkan mobil. Tidak ada satu menit, mobil sudah bisa terangkat dan bisa mundur dengan gampang.

Salah satu dari mas tukang tadi, mengarahkan saya untuk bisa keluar dari gang ini. "Mas ma uke arah keluar ya?" tukas salah satu dari mereka. "Iya mas" balas saya spontan. Tidak lama suara masnya mengatur posisi mobil saya, supaya bisa keluar denga naman. "Yak, terus... terus... " Mas tukang ini memastikan saya tidak kecemplung got lagi. Gang ini memang sisi kirinya gotnya masih terbuka. Jadi memang agak beresiko kalo sopir tidak tahu kondisi jalan ini. Agak jebakan batman sih.

Masalah selesai dengan cepat. Mobil sudah bisa mengarah keluar dari gang, ke jalan yang lebih besar. Saya membuka jendela untuk mengucapkan terimakasih kepada tukang-tukang tersebut. Tapi mereka sudah menjauh, dan menghilang di gang yang lebih kecil. Sepertinya tempat rumah-rumah petak berada. Saya gak tahu mereka datang dari mana. Perasaan tadi gak ada orang. Tiba-tiba aja muncul 5 orang mas-mas tukang, yang kelihatannya badannya kekar padat, khas bodi tukang.

Kadang pertolongan memang datang tidak terduga. Yang menurut kita susah diselesaikan, ternyata gampang dengan datangnya pertolongan orang lain. Pelajaran yang bisa saya petik dari peristiwa ini,  kalau kita menolong orang jangan pamrih, harus ikhlas. Karena sebenarnya kebaikan yang kita lakukan itu, akan balik lagi kebaikannya dalam bentuk yang lain. Seperti peristiwa yang saya alami di atas. Ada pepatah jawa yang sederhana: "ojo leren dadi wong apik", jangan lelah jadi orang baik, kira-kira begitu terjemahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun