Mohon tunggu...
Diny Rosita Hidayati
Diny Rosita Hidayati Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMKN 1 Klabang

Saya adalah seorang guru yang senang mempelajari hal baru terutama di bidang pendidikan, pariwisata, kuliner dan sosial media

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

27 Juli 2024   13:48 Diperbarui: 27 Juli 2024   13:49 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaratuh

Selamat bertemu lagi dengan saya Diny Rosita Hidayati Calon Guru Penggerak Angkatan 11 kelas 27A dari Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur. Pada kesempatan ini saya akan menulis refleksi dwi mingguan tentang apa yang sudah saya lakukan pada pendidikan Guru penggerak di materi Modul 1.3 yaitu tentang Visi Guru Penggerak. Jurnal refleksi ini disusun berdasarkan model DEAL (Description, Examination, and Articulation of Learning). Model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009) dengan cara mendeskripsikan pengalaman yang dialami, kemudian menganalisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya lalu menjelaskan apa yang dipelajari untuk perbaikan di masa mendatang.

DESCRIPTION

Pada modul ini, pembelajaran ini diawali dengan alur MULAI DARI DIRI dimana kita diminta untuk menggambarkan impian bagaimana siswa kita di masa depan. Pada tugas ini, saya memimpikan siswa saya adalah pribadi yang mandiri dan berbudi pekerti.

Setelah menjabarkan murid seperti apa yang saya impikan, saya juga diminta untuk melengkapi kalimat rumpang dengan sepenuh hati dan pikiran sehingga tersusun sebuah paragraf utuh yang menggambarkan visi tentang murid dan sekolah yang saya idamkan.

Selanjutnya saya diminta untuk menyusun visi saya sebagai guru penggerak dari gambaran murid yang saya impikan ini. hal ini dilakukan agar impian saya terhadap murid ini menjadi sebuah kenyataan dan dapat terwujud di kehidupan yang akan datang. Visi yang saya susun berdasarkan impian saya itu adalah "mewujudkan peserta didik yang mandiri dan berbudi pekerti sehingga siap menghadapi tantangan zaman".

Di alur EKSPLORASI KONSEP, saya belajar bahwa untuk mewujudkan visi kita bisa menggunakan paradigma inquiri apresiatif. Dalam pendekatan ini, dimungkinkan terjadinya perubahan berkelanjutan yang menyenangkan dan bermakna karena berfokus pada pengoptimalan aset yang dimiliki (berbasis kekuatan) dan dilaksanakan secara bersama-sama (kolaboratif). Pendekatan IA dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal baik apa yang ada di sekolah, Berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan aset, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan ke arah yang lebih positif melalui tahapan BAGJA. Di bagian akhir alur ini, saya berlatih menyusun canvas BAGJA mengenai cita-cita yang sudah saya raih dengan cara mengingat kembali proses yang sudah saya jalani sejak saya menetapkan hati untuk memiliki impian dulu.

Kemudian dilaksanakan diskusi RUANG KOLABORASI, tahap ini yang sering saya tunggu-tunggu karena pada tahap ini saya berjumpa lagi dengan rekan-rekan CGP lainnya. Selain itu saya juga dapat bertemu walau dalam daring dengan Ibu fasilitator yang cantik dan baik hati Ibu Marisa Agus Susanti beserta pengajar praktik Bapak Ahmad Timbul Sholeh.

Dalam kesempatan ini, kami berkolaborasi untuk menyusun visi kelompok yang merupakan hasil rumusan bersama seluruh anggota kelompok. Visi yang sudah dirumuskan tersebut kemudian diturunkan menjadi prakarsa-prakarsa perubahan dengan alat bantu yang disebut    A-T-A-P. Selanjutnya, kami menentukan satu prakarsa perubahan yang harapan perwujudannya dekat dengan hati semua anggota kelompok. Agar prakarsa perubahan dapat terwujud, kita menyusun hal-hal yang diperlukan menggunakan kanvas B-A-G-J-A.

Adapun visi yang telah kami susun adalah "Terwujudnya pembelajar speanjang hayat yang dinamis dan mencerminkan profil pelajar pancasila". Sedangkan prakarsa perubahan yang kami sepakati adalah "menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan perkembangan IPTEK dan minat siswa untuk meningkatkan motivasi intrinsik (profil pelajar pancasila dimensi mandiri)".

EXAMINATION

Manajemen perubahan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif ini merupakan pengalaman pertama dan luar biasa bagi saya. Ilmu yang saya dapatkan ini sangatlah bermanfaat karena memberikan peluang bagi saya untuk dapat mewujudkan murid yang saya impikan melalui sebuah perencanaan yang matang dan kolaborasi bersama untuk kemajuan anak didik kita. Hal ini saya gambarkan dalam alur DEMONSTRASI KONTEKSTUAL dalam modul ini. Pemahaman saya tentang penerapan paradigma ini dikuatkan pada alur ELABORASI PEMAHAMAN bersama Ibu Nur Hanifah.

Melalui pengalaman belajar ini, saya sadar bahwa keyakinan saya keliru. Selama ini saya merasa bukan siapa-siapa di sekolah sehingga bisa membuat perubahan. Dulu, saya berpikir bahwa yang bisa melakukan perubahan hanyalah kepala sekolah dan para pemangku jabatan (wakasek). Sementara saya yang hanya berstatus guru hanya menunggu kebijakan-kebijakan yang mereka berikan. Meskipun sebenarnya saya juga mempunyai mimpi, saya merasa takut menyampaikannya. Namun, saya merasa sangat tertampar saat membaca materi bahwa ide menyatukan nusantara pada zaman kerajaan Majapahit ternyata berasal dari visi seorang Mahapatih Gajah Mada dimana dia bukanlah seorang raja. Mulai saat itu, saya yakin bahwa setiap guru itu berhak memiliki visi untuk mewujudkan pendidikan yang berpihak pada siswa. Perubahan yang kita buat tidak harus menunggu besar. Kita bisa memulainya pada lingkaran pengaruh yang kita miliki secara konsisten dan berkelanjutan.

Selain itu, pelajaran yang sangat mengena dalam hati saya adalah paradigma inkuiri apresiatif dimana mindset kita dalam menyelesaikan masalah adalah berbasis aset / kekuatan sehingga kita bisa berpikir jernih dan positif. Selama ini, dalam pandangan kita sebagai guru terutama saya untuk melakukan suatu perubahan itu selalu melihat masalah dan mencari solusi atas masalah tersebut dengan menutupi kekurangan (defisit based mindset). Dengan pandangan ini, masalah mungkin bisa diselesaikan. Akan tetapi sifatnya sementara karena tidak terjadi perubahan positif dari dalam diri yang sifatnya berkelanjutan.

ARTICULATION OF LEARNING

Dari hal-hal yang telah saya pelajari pada modul 1.3 ini, saya menyambungkannya dengan modul sebelumnya yaitu filosofi KHD dan nilai-nilai serta peran guru penggerak. Saya menarik benang merah bahwa untuk dapat menerapkan visi guru penggerak yang berpihak pada siswa, guru harus memilki nilai-nilai dan melaksanakan peran guru penggerak itu sendiri. Kesimpulan ini saya tuangkan dalam alur KONEKSI ANTAR MATERI di modul ini.

Dari pelajaran tersebut saya berpikir tentang rencana ke depan sebagai AKSI NYATA saya di kelas dalam mewujudkan visi murid impian. Prakarsa yang telah saya buat dalam bentuk rencana manajemen perubahan berdasarkan pendekatan IA pada Demontrasi kontekstual sebelumnya adalah "Mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga mereka menjadi insan yang tangguh dan adaptif." Prakarsa perubahan tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan murid yang memiliki Profil Pelajar Pancasila yaitu dimensi mandiri. Kemudian, hasil penyelidikan dan kolaborasi yang telah disusun dalam kanvas BAGJA  diejawantahkan dalam cara mendidik siswa sesuai dengan kondisi murid maupun situasi di sekolah.

Demikianlah Jurnal Dwi Mingguan saya terkait modul 1.3 tentang visi Guru Penggerak.

Salam Guru Penggerak !!!

Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan

 Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabaratuh

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun