Stunting yaitu disebabkan oleh masalah asupan gizi yang dikonsumsi selama kandungan dan masa balita. Kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi selama masa kehamilan dan masa nifas, terbatasnya layanan kesehatan. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada  anak yakni tinggi badan anak lebih rendah  atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Mahasiswa KKN UPI Tasikmalaya Tematik Si Penting yaitu mahaSiswa Peduli stunting. Pada kelompok 1 melakukan salah satu Kegiatan Program yang telah dibuat yaitu sosialisasi Rumah Bebas Sunting (RBS). Sosialisasi Rumah Bebas Stunting ini dilakukan oleh Mahasiswa UPI Tasikmalaya serta Pemateri Bapak Tb. Moh. Irma Ari Iriawan, M.Pd. dan Ibu Srie Mulyati, S. Pd., M. Pd. Selaku Dosen UPI Kampus Tasikmalaya. Dilakukan di Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Sabtu, 05/08/2023.
Pada pematerian Ibu Srie Mulyati, S.Pd., M.Pd. menjelaskan bahwa Kasus stunting di Kota Tasikmalaya masih berstatus kuning, tertinggi ke-5 di Jawa Barat. Sehingga Ibu Srie memberi tahu 10 tips mencegah Stunting pada anak yaitu ibu hamil makan lebih banyak dari biasanya, Mengonsumsi tablet tambah darah, Melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), Atasi kekurangan iodium, ASI Ekslusif 0-6 bulan, Pemberian ASI hingga 23 bulan didampingi MP-ASI, Menanggulangi kecacingan, Memberikan imuniasasi dasar lengkap, Akses terhadap air bersih, dan Gunakan selalu jamban sehat.Â
Lalu Ibu Srie juga menjelaskan bagaimana jika sudah terindikasi stunting di usia 2 tahun? Atau di usia 3-5 tahun bahkan usia sekolah?
Anak yang terindikasi stunting masih bisa ditangani, dengan catatan anak masih berusia di bawah lima tahun, dan lebih efektif jika masih di bawah dua tahun. Mengobati stunting bukan dengan obat, melainkan dengan asupan gizi tinggi protein. Asupan gizi itu bisa didapatkan, misalnya dengan mengonsumsi satu hingga dua butir telur setiap hari. Di Kota Tasikmalaya, kasus stunting paling banyak terdeteksi pada bayi usia 6-23 bulan, karena asupan gizi dari makanan pendamping ASI (MPASI) yang kurang memenuhi.Â
Lalu bagaimana dengan anak diatas umur lima tahun yang terdeteksi stunting? Walaupun sudah terlambat, anak tetap diberikan asupan bergizi tinggi, dan suplemen atau vitamin yang dapat merangsang otak. Membiasakan diri untuk sarapan, sebagai pemenuhan gizi harian, terutama mencegah anemia bagi remaja putri. Para remaja putri juga diimbau untuk mengonsumsi pil "cantik" atau pil penambah darah ketika menstruasi, untuk mencegah kekurangan darah. dan pada pematerian oleh Bapak Tb. Moh. Irma Ari Iriawan, M.Pd. ia menjelaskan tentang Peran Orang tua Sebagai Pondasi Kesuksesan Anak.
Ibu-ibu yang hadir di Kelurahan Cigantang menyambut dengan antusias terhadap kegiatan dan pemaparan materi sosialisasi yang di paparkan oleh Mahasiswa UPI Tasikmalaya serta Pemateri Bapak Tb. Moh. Irma Ari Iriawan, M.Pd. dan Ibu Srie Mulyati, S. Pd., M. Pd. Selaku Dosen UPI Kampus Tasikmalaya. Pada kegiatan sosialisasi ini semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan dan membantu dalam pencegahan terhadap stunting pada anak-anak dari sejak dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H