Mohon tunggu...
Dinya Khairani Aisa Tumanggor
Dinya Khairani Aisa Tumanggor Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S-1

Menonton

Selanjutnya

Tutup

Nature

Studi Komparatif Morfologi Tumbuhan Paku: Memahami Variabilitas dalam Spesies yang Serupa

14 Januari 2024   16:09 Diperbarui: 14 Januari 2024   16:09 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Studi Komparatif Morfologi Tumbuhan Paku: Memahami Variabilitas dalam Spesies yang Serupa"

Dinya Khairani Aisa Tumanggor dan Mildawati

Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan tumbuhan yang memiliki akar, batang dan daun sejati serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan ini memiliki spora yang digunakan untuk bereproduksi secara aseksual. Saat ini, sudah sangat banyak jenis tumbuhan paku yang teridentifikasi yakni 13.000 jenis yang ditemukan di permukaan bumi. Kendati demikian, kemiripan morfologis di antara spesies-spesies tumbuhan paku sering menimbulkan kesulitan dalam identifikasi. Para peneliti cenderung menemui tantangan ketika mencoba membedakan antara satu jenis dengan yang lain, seringkali mengasumsikan kesamaan berdasarkan bentuk morfologi tanpa memerhatikan perbedaan yang mungkin ada. Berdasarkan hal tersebut, studi komparatif ini menjadi hal penting dalam menjawab tantangan identifikasi yang dihadapi oleh para peneliti.

Berbagai macam jenis tumbuhan paku, banyak yang memiliki kemiripan jika hanya dilihat melalui bentuk morfologinya. Salah satu variabilitas utama yang dapat ditemukan pada tumbuhan paku yang serupa secara morfologi yakni, bentuk daun dan struktur sporangium. Bentuk daun merupakan salah satu variasi yang sangat penting untuk diperhatikan dalam identifikasi tumbuhan. Walaupun secara morfologi bentuk daun antara beberapa paku sama saat diperhatikan, namun bentuk tepi daun, lobus, serta pertulangan daun dari tumbuhan paku bisa saja berbeda. Selain itu dalam identifikasinya, struktur sporangium juga dapat menjadi salah satu karakter variabilitas yang mencolok antara beberapa paku yang serupa. Variasi yang dapat ditemukan pada struktur sporangium diantaranya warna, ukuran dan bentuk sporangium yang dapat menjadi ciri pembeda antara tumbuhan paku serupa.

Salah satu contoh studi komparatif untuk membedakan tumbuhan paku yang terlihat serupa dapat ditemukan pada spesies tumbuhan paku Pyrrosia. Phutthai et al. (2019) menggunakan pendekatan morfologi untuk membedakan tiga spesies tumbuhan paku Pyrrosia yang serupa, yaitu Pyrrosia piloselloides, Pyrrosia nummularifolia, dan Pyrrosia lanceolata. Peneliti menggunakan karakteristik morfologi seperti bentuk daun, ukuran spora, dan struktur rambut pada daun untuk membedakan ketiga spesies tersebut. Hasil studi menunjukkan bahwa pendekatan morfologi dapat digunakan untuk membedakan tumbuhan paku yang serupa. Berdasarkan contoh tersebut, tentu kita menyadari bahwa dengan adanya pendekatan ini masalah dalam mengidentifikasi jenis tumbuhan paku yang tampak serupa menjadi lebih mudah dengan memperhatikan beberapa karakter-karakter penting yang dapat menjadi pembeda antara tumbuhan paku. 

Adanya variabilitas tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal dari tumbuhan paku. Faktor eksternal yang mempengaruhi variabilitas tersebut dapat berasal dari habitat tumbuhan paku, seperti intensitas cahaya, kelembaban, suhu, habit dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut tentu sangat berperan penting dalam pembentukan karakter morfologi dari tumbuhan paku. Faktor internal yang dapat mempengaruhi adanya varibilitas pada tumbuhan paku diantarnya, variasi genetik, stabilitas genetik, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas maka bisa disimpulkan bahwa, dengan melihat bentuk morfologi paku yang serupa, belum tentu paku yang dibandingkan berada dalam spesies yang sama. Berbagai macam variabilitas pada paku yang serupa dapat ditemukan jika dilakukan identifikasi secara mendalam, contohnya dengan memperhatikan karakter bentuk daun, struktur sporangium dan masih banyak lagi. Dengan adanya studi komparatif ini diharapkan dapat membuka jalan untuk pengembangan cara identifikasi tumbuhan paku yang lebih kompleks dan mendalam. Selain itu, artikel ini juga diharapkan mampu menjadi langkah awal untuk membantu para kalangan awam yang ingin memahami variabilitas apa saja yang dapat ditemukan dalam identifikasi tumbuhan paku yang serupa secara morfologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun