Mohon tunggu...
Dinu Tahir Ahmad
Dinu Tahir Ahmad Mohon Tunggu... profesional -

Revolusi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ku Ingin Presiden Desember

3 Desember 2013   05:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:23 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

---(Sajak2KiSWAH)--
Di bulan desember ini, mungkin banyak yang bertanya dalam hati.Tahun depan akan jadi apa Negeri ini? Mau dibawa kemana Bangsa ini? Akan dipimpin oleh siapa Indonesia nanti?
ku ingin Presiden Desember. DEWASA dalam bersikap dan tidak kekanak-kanakan. EMPATI terhadap rakyat kecil yang hidupnya semakin susah. SANTUN dalam berpolitik dan tidak suka menumbalkan rakyat. ENAK kalau diajak tukar pikiran menampung keluh kesah rakyat yang kelaparan. MAMPU konsisten kepada UUD 1945, Pancasila dan selesaikan masalah negara, bukan malah curhat kepada kami rakyat yang sudah banyak hadapi masalah. BERANI tegakkan hukum, sejahterakan rakyat, tumpas Korupsi Kolusi Nepotisme dan tindak para pemberontak,pengkhianat serta tegas bernyali pada negara asing. ETOS kerjanya dapat diandalkan bagi rakyat dan keberlangsungan Negara. REVOLUSIONER dalam berpikir dan bertindak serta RESPEK kepada kondisi Negara yang semakin terpuruk saja.
Adakah kiranya presiden yang seperti itu di zaman sekarang ini? Apakah sudah habis stock para Negarawan di Republik ini?Apakah sudah tidak ada lagi putra putri terbaik Bangsa yang mampu membuat Negara ini jaya kembali, seperti Majapahit dan Sriwijaya dahulu kala? Kami tidak perlu para badut-badut politik.
Kami rindu Presiden berjiwa bagai Gajah Mada yang mampu mempersatukan Nusantara. Bukan malah dari Sabang sampai Merauke hancur dipecah belahnya.Kami rindu Presiden yang rela bagai Kapitan Patimura yang tidak takut digantung untuk Kemerdekaan Bangsanya.
Kami rindu Presiden yang bagai para Srikandi terbaik Bangsa. Lihatlah Cut Nyak Dien, RA Kartini, Christina Martha Tiahahu,semangat dan sikap mereka wajib untuk ditiru.
Kami tidak perlu pencitraan semu itu Presiden desember, semoga bukan hanya berhenti pada khayalan dan impian. Tapi segera muncul menjelma menjadi kenyataan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun