Sulitnya memenuhi kebutuhan hidup membuat dua remaja perempuan asal Karawang dan Banyumas ini nekat mengamen di Jakarta. Bermodal alat box music sewaan, mereka meraup rupiah dari angkutan umum yang satu ke angkutan umum lainnya.
Dua remaja putus sekolah ini mengaku nekat mengamen karena himpitan ekonomi. Â Hasil dari mengamen itu ia gunakan untuk membantu keluarga di kampung.
Namun ketika sedang mengamen, dua remaja perempuan ini terkena penjangkauan Petugas P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Barat. Keduanya kedapatan sedang mengamen di salah satu angkutan umum di Pesakih, Kalideres, Jakarta Barat.
Selain itu, banyaknya laporan warga melalui media sosial maupun CRM yang mengeluhkan perilaku pengamen. Warga merasa terganggu karena pengamen itu kerap meminta uang dengan cara memaksa.
Ia melanjutkan, mereka sebelumnya sempat lari ketika melihat petugas. Namun petugas dengan sigap segera melakukan penjangkauan terhadap mereka.
Salah satu dari pengamen remaja itu, M (17) mengungkapkan hasil mengamen itu untuk ibunya yang hanya hidup seorang diri.
"Hasilnya buat bantu orang tua dan buat makan aja," kata M kepada petugas.
Mereka mengaku, mengamen dengan cara menyewa box music dari seseorang. Mereka menyewa lima belas ribu rupiah per hari untuk hari Senin sampai Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu sebesar dua puluh ribu rupiah per hari.
Dari hasil mengamen, mereka bisa meraup uang sebesar seratus ribu rupiah per hari. Hasil itu mereka bagi dua.
"Saya cuma lulusan SD gimana mau cari kerja," ujar M.
Mereka biasa beroperasi sore hari mulai pukul 15.00 hingga 22.00. Mereka sengaja beroperasi pada jam-jam sibuk untuk meraup uang lebih banyak.
Sasaran mereka adalah para penumpang di angkutan umum yang melintas di Jalan Daan Mogot Raya, Jakarta Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H