Salah satu alumni Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 milik Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta mendapatkan kesempatan ikuti pertukaran pelajar ke Jepang, pertukaran pelajar tersebut ia dapatkan saat dirinya kuliah di salah satu perguruan swasta di Jakarta.
Namanya Anton Novianto, sempat menjadi anak panti selama tiga tahun karena kekurangan biaya untuk sekolah, namun tetap berkeinginan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
"Ayah saya hanya seorang supir dan ibu saya di rumah saja, waktu itu kami kesulitan biaya untuk sekolah," kata anak keempat dari empat bersaudara ini saat dihubungi, Rabu (1/2).
Saat ini ia sedang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) LIA Jakarta dengan status penerima Program Beasiswa Unggulan (PBU), PBU merupakan program beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud).
"Saya harus mempertahankan IPK agar bisa tetap beasiswa, karena kalau nggak beasiswa, saya kesulitan untuk kuliah," ucap Anton yang bercita-cita menjadi guru.
Sekarang ia sedang menjalani program Exchange Student di Kochi Universiti, Prefektur Kochi, Jepang. Setiap tahunnya STBA LIA mengirim 6 orang ke 3 universitas yang berbeda ke Jepang.
Namun ketika akan berangkat ke Jepang, ia mendapati satu masalah lagi mengenai dana yang harus ia persiapkan, akhirnya berkat dukungan dari orang tua dan seluruh pendamping panti yang ia anggap seperti keluarga, ia pun dapat menjalani program ini.
"Saya sadar ekonomi keluarga saya rendah, namun dari situlah semangat saya muncul untuk selalu berusaha untuk maju, saya ingin membuat orang di sekeliling saya bangga dan bahagia, saya ingin hidup saya dapat berguna bagi orang lain," tandas Anton.
Sementara itu, Kepala Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3, Ucu Rahayu mengatakan, kerja keras Anton bisa menjadi motivasi adik-adik lainya, "Meskipun mereka dari keluarga kurang mampu, atau bahkan tidak punya keluarga, tapi kesempatan besar itu selalu ada," ujar Ucu.
"Kami di panti hanya berupaya mendorong mereka untuk menjadi anak yang sukses, kami menyadari masih memiliki kekurangan, namun kami selalu menganggap mereka sebagai anak-anak kami," kata Ucu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H