Mohon tunggu...
reni nuraini
reni nuraini Mohon Tunggu... -

karyawati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka Kepada Capres 2014

7 Agustus 2013   01:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:33 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silang pendapat soal siapa yang paling pantas untuk dicalonkan sebagai Presiden di 2014 nanti semakin hari semakin tajam. Banyak pihak yang menganggap dirinya lah yang lebih dan paling pantas untuk menduduki jabatan Presiden itu. Segudang prestasi dan kemampuan diripun diumbar-umbar kepada rakyat, tidak hanya untuk meraih simpati tetapi sekaligus untuk menyatakan bahwa dirinya lah yang paling mampu menjalankan tugas-tugas kepresidenan itu di 5 tahunyang akan datang.

Pertanyaan-pertanyaan besar muncul saat melihat begitu yakinnya setiap dari Anda yang menyatakan sanggup membawa Negara ini ke arah kemakmuran bagi seluruh rakyat, bangsa dan Negara. Tidakkah Anda sadari bahwa Republik ini sudah diambang jurang kehancuran ?. Apakah Anda sudah melakukan kajian secara mendalam tentang persoalan besar apa saja yang sedang melanda Republik ini ?. Solusi apakah yang ada di benak Anda sehingga Anda begitu yakin dapat mengatasi persoalan-persoalan besar itu ?.

Korupsi

Korupsi berjamaah di seluruh Kementrian sampai ke tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota di bagian Pelatihan,atau sejenisnya, sesungguhnya sudah berjalan sekian lama dan tidak pernah ketahuan. “Kecanggihan” dalam me”mark-up” anggaran, memotong/memendekkan jumlah hari pelatihan sehingga sekian banyak anggaran dari tagihan Hotel dan akomodasi peserta pelatihanyang bisa di”save” untuk kemudian dibagi-bagikan, sudahmenjadi “keahlian” dari Panitia yang dilakukan secara terstruktur dan masif. Berapa banyak kegiatan pelatihan seperti ini telah dilakukan di hampir semua Kementrian sampai ke tingkat Kabupaten dan Kota ?. Kalau tidak mengetahui cara kerja Panitia-Panitia seperti ini, korupsi seperti ini tidak akan pernah dapat ditemukan karena sudah dibungkus oleh lampiran nota-nota tagihan yang asli tapi sesungguhnya palsu.

Banyak lagi contoh korupsi yang lain yang hampir-hampir tidak dapat dibuktikan, salah satunya adalah penggunaan Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Laporan penggunaan Dana BOS lebih banyak yang lolos daripada yang ketahuan bermasalah karena telah dilampirkan dengan bukti nota belanja lengkap dengan cap stempelnya sebagai bukti legitimasi bahwa belanja tsb benar dilakukan. Tidak banyak yang tahu bahwa nota-nota seperti itu lengkap dengan cap stempelnya itu sebenarnya bukanlah asli tapi dibuat sendiri dengan mencontoh yang aslinya sehingga nota ditulis sendiri dan dicap stempel sendiri. Soal tandatangannya, itu sih perkara mudah. Yang memeriksa kebenaran laporan itupun manalah sempat menanyakannya satu per satu ke toko tempat pembelian sesuai dengan yang tertulis di nota itu. Lagian soal itu kan memang sudah diatur.

Ada banyak lagi korupsi sejenis yang tidak dapat dibuktikan karena sudah dirancang sedemikian rupa sehingga semuanya nampak seperti benar-benar dilaksanakan sesuai dengan rencana dan anggarannya tapi sesungguhnya fiktif belaka.

Belum lagi korupsi-korupsi lainnya yang masuk kedalam katagori Mega Korupsi ?. Hampir pasti sangat sulit dibuktikankarena melibatkan orang-orang yang piawai dalam melakukannya.

Narkoba

Jumlah pecandu narkoba semakin hari semakin bertambah. Dalam hitungan bulan ke depan jumlah korban narkoba ini sudah akan tembus di angka 5 juta jiwa yang sebagian besar diantaranya adalah generasi muda. BNN (Badan Narkotika Nasional) yang ditugasi memberantas Narkoba, sepintas sepertinya sudah bekerja keras. Terakhir (kemaren, 06 Agustus 2013), penyitaan alat produksi narkoba di Lapas Cipinang oleh Direktur IV Mabes POLRI seakan menambah bukti keseriusan dan ketegasan Aparat Berwenang dalam memberantas narkoba ini dari bumi tanah air.

Tetapi mengapa semakin hari jumlah pecandu Narkoba semakin bertambah ?.Apa jadinya generasi muda kita 5 tahun yang akan datang jika persoalan narkoba ini tidak benar-benar ditangani dengan baik dan super serius ?. Mengapa narkoba sulit diberantas dapat dibaca pada link Tanggapan Terhadap Tulisan Yusril Ihza Mahendra.

Persoalan Besar lainnya

Kalimantan, sebagai sebuah Pulau yang kaya dengan sumber daya alamnya, infrastrukturnya betul-betul parah. Salah seorang Kompasioner pernah menulis bahwa 5 sampai 10 tahun ke depan ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, Kalimantan sudah harus diTolkan dari ujung Barat sampai ujung Timur, dari Utara sampai ke Selatan, kalau mau memakmurkan pulau ini dalam waktu dekat ini.

Belum lagi Papua, Sulawesi, Sumatera dan pulau-pulau kecil lainnya yang jumlahnya belasan ribu di seluruh tanah air, yang juga sangat membutuhkan perhatian secara luar biasa dari pemerintah pusat.

Dan masih banyak lagi persoalan-persoalan besar bangsa dan Negara ini yang butuh perhatian super serius dan super jujur dari seorang Presidennya 2014 nanti.

Oleh karena itu mengemban tugas seorang Presiden di 2014 ini bukanlah perkara mudah. Singkirkanlah jauh-jauh bayangan “hidup enak”. Bisa-bisa anda “kualat” tehadap 200 juta lebih rakyat Indonesia jika anda “main-main” dengan niat anda itu.

Masih ada waktu untuk berpikir jernih sebelum melanjutkan keinginan anda. JUJURlah dengan diri anda sendiri. Jika anda betul-betul siap untuk bangsa dan Negara ini, silahkan lanjutkan niat anda itu. Jika Anda tidak paham dan tidak berkemampuan, urungkan saja dan tidak perlu malu daripada Negara ini malah betul-betul jadi hancur, atau bisa jadi anda akan diturunkan ditengah jalan…

Mohon maaf jika tidak berkenan, selamat sahur...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun