Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - tamat smp

suling pun bukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hikayat Permenungan (179)

10 Agustus 2024   09:27 Diperbarui: 10 Agustus 2024   09:33 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berbagai cara mengungkapkan bahwa manusia itu memang makhluk yang

lemah tak berdaya : gembira, senang, sedih, terharu, sakit, marah, jengkel,

kalap, panik, berpikir dan apalagi gila

Kunci dan landasan agar berhasil disebut manusia adalah rendah hati.

Rendah hati membantu timbulnya kesadaran, kesabaran, ketulusan,

ketegaran, ketegasan, disebut sebagai kearifan.

Manusia hidup hanya ditugaskan untuk memelihara hati dalam berbagai

kegiatan yang dilakukan.

Keberhasilan atau kegagalan hidup terletak pada hati.

Berpikirlah untuk hati

Bacalah demi hati

Bicaralah karena hati

Lihatlah dengan hati

Manusia yang berangkat dari keinginan, kemungkinan tidak akan pernah mau

berpikir, apalagi merenung, kecuali berpikir bagaimana keinginannya dapat

terwujud.

Semestinya manusia hidup mestilah mendahulukan berpikir serta merenung,

agar setiap yang dipikirkan menjadi keinginan (ter-wujud).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun