Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - hanya tamatan smp

suling pun bukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hikayat Permenungan (108)

3 Agustus 2024   08:36 Diperbarui: 3 Agustus 2024   08:38 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saudaraku, apa pun agamanya, kita lahir bukan atas kemauan diri kita,

bahkan kita tidak pernah meminta atau diberi peluang

memilih orangtua beragama yang sesuai dengan kemauan kita.

Kita sudah ditakdirkan seperti ini, orangtua yang memeluk agama yang diyakininya,

kita pun menjadi pemeluk agama tersebut.

Tapi kenapa, karena perbedaan agama, perbedaan suku, perbedaan orangtua,

perbedaan politik dan pilihan, perbedaan status sosial, menyebabkan kita saling marah dan membenci, bahkan sampai saling membunuh.

Ada apa sebenarnya dengan diri kita, dengan hati kita.

Aku sangat sedih dengan keadaan ini, Saudaraku.

Aku selalu berdo'a agar kita dapat hidup dengan baik, saling menyapa dan menolong,

meski kita berbeda-beda. Karena kita memang diciptakan berbeda.

Hormatku untuk kalian semua

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun