Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - Penyair, penulis esai dan sutradara drama

Senang melihat orang lain senang Susah melihat orang lain susah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hikayat Permenungan (63)

28 Juli 2024   23:31 Diperbarui: 28 Juli 2024   23:40 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

diam adalah nada tertinggi

dan terkhusyuk bagi jiwa yang fana

seluruh pikir dan rasa menjelma

jadi hening jadi bening

Makin ke ujung, badai itu semakin kencang,

meninabobokan nyali agar terlelap dalam gigil,

purnama hanya mimpi, berlalu meninggalkan diri.

Mari berjaga, jangan berlupa,

di antara Waktu ada Dia

menunggu dengan kemenangan.

Ayo, sambut jelajahi badai,

merontok seluruh rupa, berganti Dia

agar dapat bertemu Dia.

Di dalam gemuruh ada Cinta senyum menunggu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun