Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - Penyair, penulis esai dan sutradara drama

Senang melihat orang lain senang Susah melihat orang lain susah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Politik, Seni, dan Bius

20 Juli 2024   16:42 Diperbarui: 20 Juli 2024   16:45 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika politik memenjarakan serta uang membuat getir,  

apakah seni mampu memberi bius.

Ketika perjalanan terbebani oleh keinginan dan kapasitas, 

ribuan suara hilang begitu saja.

Ulat melata di padang-pasir menuju hilang.
Sayangku, pulanglah ke dalam kelam, ada seribu kenangan menunggu dekapan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun